Bagaimana satu keputusan sederhana—membuka cabang baru—bisa mengubah arah masa depan sebuah bisnis kopi lokal.


Awal Cerita: Aroma Kopi dan Ambisi Ekspansi

Suatu sore di bulan Juni 2023, ruang rapat BaristaNusantara dipenuhi aroma espresso dan ketegangan.
Perusahaan kopi lokal yang tengah naik daun ini baru saja meraih prestasi membanggakan — 20 cabang di Jabodetabek, ulasan pelanggan memuaskan, dan pendapatan yang terus tumbuh.

Namun, satu pertanyaan menggantung di udara:

“Apakah saatnya kita membuka cabang di Bali?”

Pertanyaan sederhana itu membawa tim manajemen ke dalam pusaran diskusi panjang.
Ekspansi ke Bali terdengar menjanjikan — pasar wisata, tren third-wave coffee, dan merek lokal yang sedang kuat.
Namun, keputusan seperti ini bukan sekadar soal lokasi baru. Ini tentang masa depan bisnis.


Dari Rutin ke Strategis: Memahami Jenis Keputusan

Dalam manajemen, tidak semua keputusan diciptakan sama.
Beberapa bisa diambil cepat, dengan pola yang sudah dikenal.
Namun ada pula keputusan yang membutuhkan intuisi, analisis, dan keberanian untuk melangkah ke wilayah yang belum terpetakan.

1. Keputusan Terprogram (Programmed Decision)

Adalah keputusan yang rutin dan berulang.
Contohnya: menentukan jadwal shift barista, membeli stok biji kopi, atau menetapkan prosedur kebersihan kafe.
Semua sudah memiliki pola tetap — cepat, efisien, dan minim risiko.

2. Keputusan Tidak Terprogram (Non-Programmed Decision)

Sebaliknya, keputusan ini baru dan kompleks.
Tidak ada SOP atau pengalaman sebelumnya yang bisa dijadikan acuan.
Biasanya bersifat strategis, berdampak jangka panjang, dan melibatkan analisis mendalam.


Pertemuan di Ruang Rapat: Dilema Sang Manajer

“Kalau kita buka cabang sendiri, biayanya besar,” ujar Direktur Keuangan.
“Tapi kalau lewat franchise, kita kehilangan kendali merek,” balas CEO.
Sementara itu, tim pemasaran mengusulkan alternatif ketiga — bekerja sama dengan investor lokal untuk berbagi risiko.

Tiga opsi, tiga konsekuensi:

  1. Membuka cabang sendiri – kontrol penuh, tapi risiko finansial tinggi.
  2. Sistem waralaba (franchise) – cepat berkembang, tapi standar kualitas bisa goyah.
  3. Kerja sama investor lokal – risiko terbagi, tapi keputusan tidak sepenuhnya independen.

Inilah momen di mana teori bertemu realitas.
Di atas kertas, semua alternatif tampak masuk akal.
Namun dalam praktiknya, setiap keputusan membawa pertaruhan yang berbeda: waktu, modal, dan reputasi merek.


Mengambil Jalan Tengah: “Pilot Project” di Seminyak

Setelah serangkaian rapat dan analisis data, BaristaNusantara akhirnya memilih jalan tengah:
membuka satu cabang milik sendiri di Seminyak sebagai pilot project.

Langkah ini bukan sekadar kompromi.
Ini adalah bentuk keputusan strategis dan tidak terprogram — keputusan yang:

  • Tidak memiliki panduan pasti,
  • Berisiko tinggi,
  • Tapi memiliki potensi besar untuk membuka jalan ekspansi nasional.

Enam bulan kemudian, hasilnya mulai terlihat.
Cabang di Bali ramai dikunjungi turis, brand awareness meningkat, dan laporan keuangan menunjukkan potensi keuntungan yang menjanjikan.
Keputusan yang semula dipenuhi ketidakpastian kini menjadi bukti bahwa keberanian dan perhitungan bisa berjalan beriringan.


Refleksi Manajerial: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Dari kisah BaristaNusantara, kita belajar bahwa:

  1. Tidak semua keputusan bisa diambil secara rutin.
    Ada keputusan strategis yang menuntut analisis, intuisi, dan keberanian menghadapi risiko.
  2. Manajer harus mampu membedakan kapan harus mengikuti prosedur dan kapan harus berinovasi.
  3. Keputusan terbaik bukan yang paling cepat, tapi yang paling relevan dengan tujuan organisasi.

Cermin untuk Pembelajar Manajemen

Sekarang bayangkan Anda duduk di kursi CEO BaristaNusantara.
Tim Anda menatap dengan penuh harap, data keuangan terbuka di layar, dan setiap pilihan punya risiko.

Lalu, Anda harus memutuskan.

Apakah Anda akan bermain aman dengan sistem waralaba?
Atau mengambil risiko membuka cabang sendiri demi mempertahankan kendali penuh atas merek?

Tidak ada jawaban pasti — karena di sinilah esensi manajemen berada:
membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang tidak pasti.


💭 Pertanyaan Reflektif:

“Jika Anda menjadi manajer BaristaNusantara, bagaimana Anda menentukan kapan sebuah keputusan bisa dianggap terprogram dan kapan harus melalui analisis strategis mendalam?”

Konteks Kasus:

BaristaNusantara adalah jaringan kedai kopi lokal yang sukses di Jakarta.
Melihat peluang pasar di Bali, manajemen mempertimbangkan tiga alternatif:
1️⃣ Membuka cabang sendiri,
2️⃣ Menjalin kerja sama waralaba (franchise), atau
3️⃣ Bermitra dengan investor lokal.

Keputusan ini menuntut pertimbangan biaya, kendali merek, dan risiko investasi.

Materi (2/5)