“Setiap keputusan besar dimulai dari satu kesadaran kecil — bahwa ada masalah yang tak bisa lagi diabaikan.”

📍 Babak Pertama: Saat Nasabah Mulai Pergi

Tahun 2020 bukan tahun yang mudah bagi sektor perbankan.
Bank Mandiri — salah satu bank terbesar di Indonesia — tiba-tiba menyadari bahwa antrean di kantor cabang mereka makin sepi.
Bukan karena pelanggan puas, tapi karena mereka berpindah ke tempat lain.

Transaksi digital melonjak di platform fintech seperti OVO, Gopay, dan DANA.
Sementara itu, transaksi manual di cabang Bank Mandiri turun lebih dari 40%.
Alarm pun berbunyi di ruang rapat direksi.
Manajemen harus bertanya:

“Bagaimana kita bisa tetap relevan di tengah perubahan besar ini?”

Masalah sudah di depan mata. Tapi keputusan besar tak bisa diambil dengan panik.
Diperlukan proses sistematis — dan di sinilah Model Pengambilan Keputusan Herbert A. Simon menjadi panduan.


🔍 Babak Kedua: Mengenali Masalah — Tahap Intelijen

Setiap keputusan hebat dimulai dengan menemukan masalah yang sebenarnya.
Inilah yang disebut Simon sebagai Intelligence Phase.

Tim riset Bank Mandiri mulai mengumpulkan data dari berbagai sumber:
laporan transaksi, perilaku nasabah, tren fintech, hingga umpan balik pelanggan.
Dari data itu mereka menemukan akar persoalan:

Nasabah beralih bukan karena ingin meninggalkan bank, tapi karena mereka mencari kemudahan.

Inilah momen pencerahan pertama.
Masalahnya bukan sekadar penurunan transaksi, melainkan perubahan perilaku digital pelanggan.
Keputusan pun mulai dirancang berdasarkan pemahaman ini.


🧩 Babak Ketiga: Merancang Alternatif — Tahap Desain

Setelah memahami masalah, tahap berikutnya adalah menyusun alternatif solusi.
Herbert A. Simon menyebutnya sebagai Design Phase — di mana manajer mulai merancang berbagai kemungkinan tindakan.

Tim manajemen Mandiri menyiapkan tiga opsi besar:

  1. Meningkatkan aplikasi mobile banking Mandiri Online.
  2. Berkolaborasi dengan fintech lokal.
  3. Menutup sebagian cabang offline untuk efisiensi.

Setiap opsi memiliki risiko dan konsekuensi yang berbeda.
Menutup cabang bisa menghemat biaya, tetapi berpotensi merusak citra bank.
Mengembangkan aplikasi butuh investasi besar, tapi bisa memperkuat loyalitas pelanggan.

Inilah bagian paling menarik dari dunia manajemen:
Tidak ada pilihan tanpa risiko, dan tidak ada keputusan tanpa pertimbangan mendalam.


⚙️ Babak Keempat: Menentukan Pilihan — Tahap Choice

Diskusi berlangsung berbulan-bulan.
Ratusan data dan simulasi keuangan dipertimbangkan.
Akhirnya, direksi memutuskan untuk menggabungkan dua strategi sekaligus:

  • Mengembangkan aplikasi digital yang lebih kuat,
  • dan berkolaborasi dengan fintech untuk mempercepat adopsi teknologi.

Ini bukan keputusan yang emosional, melainkan hasil dari proses analisis rasional.
Sesuai teori Simon, tahap Choice adalah saat organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria objektif — efisiensi, keuntungan, dan keberlanjutan.


🚀 Babak Kelima: Menjalankan dan Mengevaluasi Keputusan — Implementasi & Evaluasi

Tahun 2021 menjadi titik balik.
Bank Mandiri meluncurkan aplikasi digital terbaru dengan tampilan modern, sistem keamanan tinggi, dan fitur transaksi yang setara dengan fintech.
Selain itu, mereka menjalin kolaborasi strategis dengan platform digital lokal.

Hasilnya luar biasa:

  • Pengguna aplikasi Mandiri Online meningkat 68% dalam dua tahun.
  • Transaksi digital mencapai lebih dari 50% total pendapatan bank.
  • Biaya operasional menurun karena efisiensi cabang.

Namun proses ini tidak berhenti di sini.
Bank Mandiri terus melakukan evaluasi (Evaluation Phase) untuk mengukur efektivitas strategi dan menyesuaikannya dengan perkembangan teknologi baru seperti open banking dan AI analytics.


🎯 Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Kasus Bank Mandiri adalah contoh nyata bahwa pengambilan keputusan bukan sekadar insting, tapi juga sistem berpikir yang terstruktur.
Model Herbert A. Simon mengajarkan bahwa keputusan yang baik melewati siklus logis:

Masalah → Analisis → Alternatif → Pilihan → Tindakan → Evaluasi.

Dalam dunia manajemen modern, data dan analisis menjadi bahan bakar utama.
Namun, pada akhirnya keputusan tetap bergantung pada ketajaman manusia dalam membaca konteks.


💭 Pertanyaan Reflektif

Tuliskan refleksi Anda di kolom komentar atau diskusi kelas.
Karena dalam dunia nyata, setiap jawaban membawa sudut pandang yang berbeda,
dan di sanalah manajemen menemukan maknanya.

Materi (3/5)