Oleh: Dudi Duta Akbar

Menghadapi Guncangan Ekonomi Akibat Pandemi

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Dalam situasi seperti ini, kebijakan moneter menjadi salah satu alat penting yang digunakan oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu negara yang dapat dijadikan contoh adalah Kanada, yang telah menerapkan kebijakan penargetan inflasi (inflation targeting) sejak lama. Bagaimana kebijakan ini bekerja dan apa relevansinya bagi Indonesia?

Apa Itu Inflation Targeting?

Inflation targeting atau penargetan inflasi adalah strategi kebijakan moneter di mana bank sentral menetapkan target inflasi yang jelas dan menggunakan berbagai alat moneter untuk mencapainya. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, sehingga menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana Inflation Targeting Bekerja?

Inflation targeting atau penargetan inflasi adalah strategi kebijakan moneter di mana bank sentral menetapkan target inflasi yang jelas dan menggunakan berbagai alat moneter untuk mencapainya. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, sehingga menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.

Penetapan Target Inflasi

Bank sentral menetapkan target inflasi, biasanya dalam bentuk kisaran persentase yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Target ini diumumkan kepada publik untuk menciptakan ekspektasi inflasi yang terkendali. Dengan menetapkan target yang jelas, bank sentral berusaha untuk mempengaruhi perilaku dan ekspektasi pelaku ekonomi, sehingga inflasi dapat dikelola dengan lebih efektif.

Penggunaan Alat Moneter

Untuk mencapai target inflasi, bank sentral menggunakan berbagai alat moneter seperti suku bunga, operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib perbankan. Salah satu alat utama yang digunakan adalah penyesuaian suku bunga acuan. Dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga, bank sentral dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar di ekonomi, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat inflasi. Selain itu, bank sentral juga dapat melakukan operasi pasar terbuka untuk membeli atau menjual surat berharga guna mengatur likuiditas di pasar.

Transparansi dan Komunikasi

Bank sentral secara aktif berkomunikasi dengan publik dan pasar keuangan tentang kebijakan moneter dan target inflasi. Transparansi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan mengarahkan ekspektasi inflasi. Dengan memberikan informasi yang jelas dan terbuka tentang kebijakan yang diambil dan alasan di baliknya, bank sentral dapat mengurangi ketidakpastian dan membantu pelaku ekonomi membuat keputusan yang lebih baik.

Pemantauan dan Penyesuaian

Bank sentral terus memantau perkembangan inflasi dan kondisi ekonomi lainnya. Jika inflasi bergerak di luar target, bank sentral akan menyesuaikan kebijakan moneter untuk mengembalikan inflasi ke dalam kisaran yang diinginkan. Pemantauan ini melibatkan analisis data ekonomi secara terus-menerus, termasuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan indikator lainnya. Berdasarkan pemantauan ini, bank sentral dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dan mencapai tujuan kebijakan moneter.

Dengan menerapkan pendekatan ini, bank sentral dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

    Pelajaran dari Kanada

    Penelitian terhadap kebijakan moneter Kanada menunjukkan bahwa penargetan inflasi efektif dalam menghadapi guncangan ekonomi. Bank of Canada menggunakan suku bunga sebagai alat utama untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas moneter. Saat pandemi Covid-19 melanda, bank sentral Kanada merespon dengan cepat terhadap perubahan ekonomi dengan menyesuaikan suku bunga untuk mengatasi dampak negatif pandemi.

    Hasil penelitian menunjukkan kebijakan ini berhasil menjaga inflasi tetap terkendali meskipun terjadi guncangan besar. Dengan kata lain, penargetan inflasi membantu bank sentral mempertahankan stabilitas ekonomi bahkan di tengah ketidakpastian global.

    Relevansi untuk Indonesia

    Indonesia juga telah menerapkan kebijakan penargetan inflasi sejak awal 2000-an. Bank Indonesia menetapkan target inflasi dan menggunakan suku bunga sebagai instrumen utama untuk mencapainya. Dalam konteks pandemi Covid-19, pendekatan ini terbukti relevan dan penting untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

    Selama pandemi, Bank Indonesia beberapa kali menurunkan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memastikan likuiditas yang cukup di pasar. Langkah ini membantu menstabilkan inflasi dan mendorong pemulihan ekonomi meskipun ada tantangan besar yang dihadapi.

    Menghadapi Tantangan Masa Depan dengan VUCA

    Dunia masa depan diprediksi akan semakin diwarnai oleh kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Ini adalah situasi di mana perubahan terjadi sangat cepat, penuh ketidakpastian, kompleks, dan seringkali tidak jelas. Beberapa ancaman VUCA yang mungkin dihadapi di masa depan meliputi:

    1. Volatility (Volatilitas):
      • Ancaman: Fluktuasi harga komoditas, perubahan mendadak dalam kebijakan ekonomi global, dan guncangan pasar keuangan.
      • Strategi: Memperkuat mekanisme stabilisasi otomatis seperti suku bunga fleksibel dan kebijakan likuiditas.
    2. Uncertainty (Ketidakpastian):
      • Ancaman: Ketidakpastian geopolitik, perubahan regulasi, dan perkembangan teknologi yang cepat.
      • Strategi: Meningkatkan transparansi dan komunikasi kebijakan untuk mengurangi ketidakpastian di pasar.
    3. Complexity (Kompleksitas):
      • Ancaman: Interaksi antar faktor ekonomi yang rumit, perubahan iklim, dan integrasi pasar global yang semakin dalam.
      • Strategi: Menggunakan analisis data yang lebih canggih dan model ekonometrik untuk memahami dinamika ekonomi yang kompleks.
    4. Ambiguity (Ambiguitas):
      • Ancaman: Informasi yang tidak jelas atau membingungkan, serta kebijakan yang mungkin memiliki dampak ganda atau bertentangan.
      • Strategi: Mengembangkan kebijakan yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai skenario.

    Tantangan Digitalisasi

    Selain tantangan VUCA, digitalisasi juga menjadi isu penting yang harus dihadapi. Transformasi digital mempengaruhi berbagai aspek kehidupan ekonomi, termasuk kebijakan moneter. Beberapa tantangan terkait digitalisasi meliputi:

    1. Keamanan Siber:
      • Ancaman: Peningkatan risiko serangan siber yang dapat mengganggu sistem keuangan.
      • Strategi: Meningkatkan investasi dalam teknologi keamanan dan infrastruktur digital untuk melindungi data dan transaksi keuangan.
    2. Inklusi Keuangan:
      • Ancaman: Ketidakmerataan akses terhadap teknologi digital yang dapat memperlebar kesenjangan ekonomi.
      • Strategi: Mendorong kebijakan inklusi keuangan yang memastikan semua lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan digital.
    3. Fintech dan Cryptocurrency:
      • Ancaman: Perkembangan fintech dan mata uang kripto yang dapat mengganggu stabilitas moneter.
      • Strategi: Mengembangkan regulasi yang adaptif untuk mengakomodasi inovasi fintech tanpa mengorbankan stabilitas sistem keuangan.

    Isu Terkini

    Selain tantangan VUCA dan digitalisasi, terdapat beberapa isu terkini yang perlu diperhatikan dalam kebijakan moneter:

    1. Perubahan Iklim:
      • Ancaman: Dampak perubahan iklim terhadap ekonomi yang dapat menyebabkan fluktuasi harga dan gangguan produksi.
      • Strategi: Mengintegrasikan risiko iklim dalam perencanaan kebijakan moneter untuk memitigasi dampak ekonomi.
    2. Krisis Energi:
      • Ancaman: Fluktuasi harga energi global yang dapat mempengaruhi inflasi dan daya beli masyarakat.
      • Strategi: Meningkatkan diversifikasi sumber energi dan mendorong penggunaan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
    3. Perang Dagang:
      • Ancaman: Ketidakpastian perdagangan internasional yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
      • Strategi: Membangun hubungan perdagangan yang lebih kuat dan diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi dampak negatif dari perang dagang.

    Pengalaman Kanada dalam menerapkan kebijakan penargetan inflasi memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Dengan terus menjaga kebijakan moneter yang fokus pada stabilitas inflasi dan adaptif terhadap kondisi VUCA, digitalisasi, dan isu-isu terkini, Indonesia dapat lebih tangguh menghadapi guncangan ekonomi di masa depan. Pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa kebijakan ini tidak hanya relevan tetapi juga esensial dalam menjaga keseimbangan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

    Mari kita dukung kebijakan moneter yang tepat untuk memastikan perekonomian Indonesia tetap stabil dan tumbuh berkelanjutan. Dengan stabilitas inflasi dan kesiapan menghadapi VUCA, digitalisasi, dan isu-isu terkini, kita semua bisa merasakan manfaat dari perekonomian yang sehat dan kuat.


    Bagikan artikel ini untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kebijakan moneter yang efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

    Dudi Duta Akbar

    Dosen Peneliti Ekonomi dan Jurnalis

    Sumber dari Artikel Ilmiah Penulis : EFEKTIVITAS_KEBIJAKAN_MONETER_INFLATION_TARGETING_TERHADAP_SHOCK_PANDEMI_COVID_19_VAR_ANALISIS