
Performa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Triwulan IV 2023 dan Triwulan I 2024 di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Neraca Pembayaran adalah catatan transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan negara lain dalam periode tertentu.
- Triwulan IV 2023:
- Neraca Pembayaran Indonesia mencatat surplus sebesar 8,6 miliar dolar AS.
- Triwulan I 2024:
- Neraca Pembayaran Indonesia mengalami defisit sebesar 6,0 miliar dolar AS.
- Proyeksi Kinerja NPI 2024:
- Diharapkan tetap terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% – 0,5% dari PDB.
- Surplus di Triwulan IV 2023: Surplus ini menunjukkan bahwa pendapatan dari ekspor barang dan jasa, investasi, serta transfer dari luar negeri lebih besar daripada pembayaran untuk impor dan transfer ke luar negeri. Hal ini mencerminkan kondisi ekonomi yang baik pada akhir tahun 2023.
- Defisit di Triwulan I 2024: Defisit ini menunjukkan bahwa pembayaran untuk impor dan transfer ke luar negeri lebih besar daripada pendapatan dari ekspor, investasi, dan transfer dari luar negeri pada awal tahun 2024. Namun, defisit ini masih dalam kisaran yang dapat dikelola dan tidak mengancam stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
- Proyeksi Kinerja NPI 2024: Meski terdapat defisit di awal tahun, proyeksi menunjukkan bahwa defisit tersebut akan berada dalam kisaran rendah, yaitu antara 0,1% hingga 0,5% dari PDB. Hal ini menandakan bahwa meskipun ada ketidakpastian global, kinerja ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabil.

Ilustrasi gambar menyatakan bahwa meskipun terdapat peningkatan ketidakpastian global, Neraca Pembayaran Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dengan surplus di akhir 2023 dan defisit yang masih terkendali di awal 2024. Proyeksi kinerja NPI yang tetap terjaga menunjukkan optimisme terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai kebijakan moneter dan pengawasan yang ketat.