Suatu hari di masa depan yang tidak terlalu jauh, sebuah artikel akan terbit di website pembelajaran manajemen. Di sana, pembaca—mahasiswa, praktisi, dan pemilik bisnis—akan menemukan tiga cerita yang saling terhubung. Bukan tentang masa lalu yang sudah lewat, tetapi tentang apa yang akan terjadi ketika organisasi memutuskan untuk sungguh-sungguh menggabungkan manajemen kontemporer dengan pengendalian yang serius.
Artikel itu akan membawa mereka berjalan ke tiga dunia berbeda:
- Sebuah jaringan rumah sakit yang akan mengejar kualitas dengan TQM dan Kaizen.
- Sebuah pabrik skincare yang akan bermain di garis tipis antara efisiensi dan risiko dengan JIT dan Activity-Based Costing.
- Sebuah startup edutech yang akan tumbuh terlalu cepat dan kemudian menyadari perlunya Balanced Scorecard untuk menyeimbangkan strategi dan pengendalian.
Dan di setiap cerita, satu pesan akan terus diulang:
“Di masa depan, standar akan harus ditetapkan dulu, sebelum manajer tenggelam dalam alat analisis dan dashboard yang canggih.”
1. Jaringan Rumah Sakit Medika Prima: Ketika Komplain akan Menyusut, tapi Rasa Tidak Puas akan Mencari Jalan Lain
Di masa depan, akan ada sebuah jaringan rumah sakit bernama Medika Prima Care. Manajemen puncaknya akan memutuskan bahwa rumah sakit tidak bisa lagi hanya mengandalkan teknologi medis dan gedung yang megah; mereka akan menyadari bahwa pengalaman pasien akan menjadi medan kompetisi utama.
Maka, dewan direksi akan memutuskan untuk menerapkan Total Quality Management (TQM) secara menyeluruh. Seluruh unit—IGD, rawat inap, laboratorium, farmasi—akan dilibatkan dalam perumusan standar kualitas layanan. Di setiap departemen akan dibentuk quality circle, tim kecil yang akan rutin berdiskusi tentang masalah mutu dan ide perbaikan.
Bersamaan dengan itu, rumah sakit akan meluncurkan program Kaizen. Alih-alih menunggu proyek besar, mereka akan mendorong perawat, dokter, dan staf administrasi untuk mengusulkan perbaikan kecil setiap minggu: memperjelas alur pendaftaran, memperbaiki cara menjelaskan obat, menyederhanakan formulir, atau menata ulang meja obat di nurse station agar lebih mudah dijangkau.
Untuk menangkap suara pasien, Medika Prima Care akan membangun kotak saran digital di aplikasi pasien. Pasien dan keluarga akan bisa mengisi form komplain dan saran langsung dari ponsel, tanpa harus menulis formulir di meja informasi.
Enam bulan setelah program ini berjalan, data internal akan menunjukkan sesuatu yang tampak menggembirakan:
jumlah komplain tertulis di aplikasi akan menurun cukup drastis.
Di ruang meeting, akan ada ekspresi lega:
“Lihat, komplain sudah turun. Berarti program TQM kita akan mulai berhasil.”
Namun, di luar sana, di dunia maya, sesuatu yang berbeda akan terjadi.
Di Google Review, di Instagram, di TikTok, akan mulai muncul cerita-cerita singkat dari pasien dan keluarga yang merasa:
- “Perawatnya baik, tapi respon kadang lama.”
- “Dokternya pintar, tapi jelasin ke keluarga terlalu cepat, kita bingung.”
- “Proses pulang dari rumah sakit bertele-tele, lama, dan tidak ada yang menjelaskan detail obat.”
Rating rata-rata rumah sakit di media sosial akan mulai turun, pelan tapi pasti.
Gap antara data internal dan persepsi eksternal akan semakin jelas: secara angka, komplain akan menurun; secara reputasi, rumah sakit akan terlihat makin tidak ramah.
Di titik ini, tim pengendalian mutu akan menyadari bahwa mereka selama ini akan hanya fokus pada jumlah komplain yang masuk, bukan pada standar pelayanan yang harus dijaga.
Maka, di masa depan, mereka akan mulai menetapkan standar pengendalian baru:
- Standar waktu respon: panggilan pasien dari kamar akan harus dijawab maksimal dalam 3 menit.
- Standar komunikasi: dokter dan perawat akan diberi pedoman minimal hal-hal yang wajib dijelaskan sebelum pasien pulang.
- Survei kepuasan pasca rawat: 2–3 hari setelah keluar, pasien akan menerima tautan survei singkat tentang pengalaman mereka.
Baru setelah standar ini akan ditetapkan, alat analisis—grafik, dashboard, laporan bulanan—akan benar-benar punya makna. TQM dan Kaizen di Medika Prima Care tidak akan lagi hanya menjadi slogan, tetapi akan berubah menjadi siklus pengendalian mutu yang hidup: standar → pelaksanaan → pengukuran → perbaikan kecil → standar baru, dan seterusnya.
Di cerita itu, mahasiswa yang akan membacanya di website akan belajar bahwa:
Penurunan angka komplain belum tentu berarti peningkatan kualitas,
kalau standar mutu layanan belum jelas, dan suara pasien di luar sistem masih diabaikan.
2. Aurora Skincare Labs: Pabrik yang akan Menari di Atas Garis Tipis Antara Efisiensi dan Risiko
Di kota industri yang tidak terlalu jauh dari sana, akan berdiri sebuah pabrik skincare bernama Aurora Labs. Perusahaan ini akan memproduksi berbagai macam produk: serum, krim pagi, krim malam, sheet mask, hingga body lotion dengan varian aroma yang beraneka ragam.
Alih-alih bermain aman dengan stok yang melimpah, Aurora Labs akan memutuskan untuk menerapkan sistem Just In Time (JIT). Mereka akan ingin bahan kemasan—botol, jar, tube, dan box—datang tepat ketika dibutuhkan, sehingga:
- biaya gudang akan turun,
- stok mati akan berkurang,
- dan arus kas akan terasa lebih ringan.
Pada saat yang sama, karena struktur biaya overhead dirasa berat, manajemen keuangan akan mendorong penggunaan Activity-Based Costing (ABC) untuk memetakan biaya secara lebih akurat. Biaya-biaya seperti:
- setup mesin,
- pengujian kualitas batch,
- pembersihan line produksi,
- dan pergantian kemasan
akan ditelusuri sebagai aktivitas, lalu dialokasikan ke produk-produk yang mengonsumsinya.
Di masa depan itu, laporan ABC akan menunjukkan fakta menarik:
aktivitas setup mesin akan muncul sebagai salah satu komponen biaya paling besar.
Kenapa? Karena Aurora Labs akan sering berganti varian:
- Pagi: produksi serum varian A,
- Siang: ganti ke krim malam varian B,
- Sore: ganti lagi ke sheet mask varian C.
Setiap pergantian varian akan membutuhkan:
- waktu setup,
- pembersihan,
- dan pengaturan ulang mesin filling dan packaging.
Di atas kertas, JIT akan tampak sangat efisien.
Namun, dalam praktik, akan ada hari-hari ketika satu pemasok kemasan datang terlambat. Karena stok safety hampir nol, lini produksi akan langsung berhenti.
Operator akan berdiri menunggu, planner akan panik, dan bagian penjualan akan mulai khawatir karena jadwal kirim ke retailer bisa terancam.
Dalam rapat evaluasi, manajer produksi dan manajer keuangan akan mulai menyadari bahwa:
- Sistem JIT yang terlalu “ketat” tanpa standar safety stock akan berisiko tinggi.
- Jumlah varian produk yang terlalu banyak akan menciptakan biaya setup yang tidak proporsional terhadap laba.
Pada titik itulah, di masa depan, Aurora Labs akan menyusun standar pengendalian baru:
- Standar safety stock minimal
Untuk beberapa bahan kemasan yang sangat kritis, misalnya botol untuk produk best seller, perusahaan akan menetapkan safety stock kecil—tidak banyak, tetapi cukup untuk menahan 1–2 hari keterlambatan pemasok. - Standar jumlah varian per lini
Dengan bantuan data ABC, manajemen akan menetapkan batas maksimal jumlah varian aktif per lini produksi. Beberapa varian yang penjualannya minim dan biaya setup-nya tinggi akan dipertimbangkan untuk:- digabung,
- diganti kemasannya,
- atau dihentikan.
- Standar pengelompokan jadwal produksi (production clustering)
Jadwal produksi akan dikelompokkan per keluarga produk, misalnya satu minggu fokus pada serum, minggu berikutnya pada krim. Hal ini akan menurunkan frekuensi setup dan pembersihan line.
Mahasiswa yang akan mempelajari kisah Aurora Labs di website akan melihat bagaimana JIT dan ABC tidak akan berdiri sendiri. Keduanya akan baru berguna ketika:
- ada standar safety stock,
- ada standar berapa banyak varian yang masih masuk akal,
- dan ada kebijakan pengendalian yang jelas untuk menyeimbangkan antara efisiensi dan risiko.
3. NexaLearn: Startup Edutech yang akan Menyadari bahwa Revenue Saja Tidak Akan Cukup
Di dunia digital, di mana jutaan siswa akan belajar lewat layar, sebuah startup edutech bernama NexaLearn akan muncul sebagai bintang baru. Dalam satu tahun, NexaLearn akan berhasil:
- menaikkan revenue hingga 90%,
- menggaet ribuan siswa baru,
- dan menandatangani kerja sama dengan beberapa sekolah dan kampus.
Grafik pendapatan NexaLearn akan menanjak tajam. Investor akan tersenyum. Presentasi pitch deck akan terlihat cantik.
Namun, di balik grafik itu, akan ada cerita lain yang perlahan akan muncul:
- Customer churn akan tinggi—banyak siswa yang akan berhenti berlangganan setelah 1–2 bulan.
- Tim tutor online akan mulai merasa kelelahan, mengajar live class hampir setiap hari tanpa cukup waktu untuk persiapan.
- Tim IT akan sering lembur karena harus memperbaiki bug dan menambah fitur kecil yang diminta marketing, sementara produk baru yang strategis akan tertunda.
Jika manajemen hanya akan melihat perspektif keuangan, semua akan tampak baik: revenue akan naik, biaya pemasaran akan terasa “worth it”. Tetapi NexaLearn akan memutuskan untuk melangkah lebih dewasa: mereka akan mulai mengadopsi Balanced Scorecard (BSC).
Dalam BSC versi NexaLearn, akan ada empat perspektif yang saling terkait:
- Keuangan
- Pertumbuhan revenue,
- profit margin,
- biaya akuisisi pelanggan (CAC).
- Pelanggan
- tingkat churn bulanan,
- kepuasan siswa,
- net promoter score (NPS)—seberapa besar kemungkinan siswa akan merekomendasikan NexaLearn ke orang lain.
- Proses bisnis internal
- lead time pengembangan fitur baru,
- jumlah bug kritis per bulan,
- kecepatan respon support.
- Pembelajaran & pertumbuhan
- beban kerja tutor per minggu,
- jam pelatihan dan pengembangan tim,
- tingkat turnover karyawan di tim teknis dan akademik.
Sebelum semua indikator ini ditampilkan dalam dashboard yang canggih, manajemen NexaLearn akan sepakat untuk menetapkan beberapa standar kinerja kunci:
- Churn bulanan maksimal 5–7%.
- Beban ajar tutor dibatasi, misalnya maksimal 20–25 jam live class per minggu dengan slot khusus untuk persiapan dan evaluasi.
- Minimal 1 fitur produk baru utama dirilis tiap kuartal.
Dengan standar ini, BSC akan berubah menjadi alat pengendalian strategis:
- Jika revenue naik tetapi churn melewati batas, tim produk dan layanan pelanggan akan wajib mengevaluasi pengalaman belajar.
- Jika tutor mulai mendekati batas beban kerja maksimal, manajemen akan langsung mempertimbangkan rekrutmen atau penjadwalan ulang.
- Jika sebuah kuartal berlalu tanpa fitur baru yang signifikan, itu akan menjadi sinyal bahwa NexaLearn terlalu fokus pada promosi dan melupakan inovasi.
Para mahasiswa yang membaca kisah NexaLearn akan melihat bahwa:
Di masa depan, startup yang hanya akan mengejar angka revenue
tanpa mengendalikan retensi, proses, dan kesehatan tim
akan rentan kehabisan energi dan kehilangan kepercayaan pengguna.
Balanced Scorecard akan bukan sekadar “alat presentasi keren”, tetapi jembatan antara strategi dan pengendalian.
4. Benang Merah untuk Mahasiswa di Masa Depan
Di akhir artikel itu, ketika mahasiswa akan menggulir ke bagian bawah halaman website, mereka akan menemukan satu rangkuman sederhana dari ketiga cerita: Medika Prima Care, Aurora Labs, dan NexaLearn.
Semua organisasi itu akan punya kesamaan:
- Mereka akan menghadapi kompleksitas yang meningkat—ekspektasi pelanggan, tekanan biaya, dan tuntutan pertumbuhan.
- Mereka akan tertarik pada alat-alat manajemen modern—TQM, Kaizen, JIT, ABC, Balanced Scorecard.
- Namun, mereka akan hanya benar-benar diuntungkan jika mau menetapkan standar pengendalian terlebih dahulu.
Mahasiswa akan diajak untuk membayangkan diri mereka sebagai manajer di masa depan. Sebelum mereka berlari ke Excel, dashboard, atau software analitik, mereka akan belajar untuk bertanya:
- “Standar mutu apa yang akan saya tetapkan untuk pasien, pelanggan, atau siswa saya?”
- “Standar stok, varian, dan aktivitas apa yang akan saya jadikan batas agar pabrik tidak rapuh?”
- “Standar churn, inovasi, dan kesejahteraan tim apa yang akan saya jaga di perusahaan digital saya?”
Di masa depan, cerita-cerita ini akan menjadi cermin dan latihan mental.
Bukan hanya untuk menghafal definisi TQM, Kaizen, JIT, ABC, atau BSC, tetapi untuk memahami bahwa:
Pengendalian manajemen yang dewasa akan selalu dimulai dari keberanian menetapkan standar.
Baru setelah itu, alat analisis, rasio, dan dashboard akan benar-benar berarti.
Pertemuan 10 _ Senin
| No | Nama | Nilai skala 100 |
| 1 | gina nayla alfarah | 90.00 |
| 2 | Rizka Alifia Novarina | 100.00 |
| 3 | chintya aprilia putri | 100.00 |
| 4 | Safira novelia | 96.67 |
| 5 | Syifaa Annisa zalfaa | 100.00 |
| 6 | diva putri aurelia | 86.67 |
| 7 | Rasya Putra | 83.33 |
| 8 | Siti Novita Sari | 86.67 |
| 9 | deva ayu octavia ramadhani | 93.33 |
| 10 | As syaukan Sri Dano Imron | 86.67 |
| 11 | Nabila septi romadhoni | 93.33 |
| 12 | Irene Dwi Aliza | 86.67 |
| 13 | Nazwa Putri Nabila | 80.00 |
| 14 | DILLA ARLIANA | 100.00 |
| 15 | Nur Syifa | 100.00 |
| 16 | Popy Agiz | 96.67 |
| 17 | dindaolivia | 80.00 |
| 18 | Mia Dwi Susanti | 83.33 |
| 19 | Chynthia Afrillia | 86.67 |
| 20 | Winansyah | 86.67 |
| 21 | Adinda Salwa Syahira | 83.33 |
| 22 | Nova Maria Ulfa | 86.67 |
| 23 | Nadya Khairani | 83.33 |
| 24 | Siti Alfarisya | 83.33 |
| 25 | Lanya Subiyanto | 93.33 |
| 26 | ibnu santoso | 76.67 |
| 27 | Mutia Dwi Sabrina | 76.67 |
| 28 | AL vicky JULMANSYAH | 76.67 |
| 29 | Shelvy Surya Allathiif | 93.33 |
| 30 | novitriyani dira supriatna | 76.67 |
| 31 | maesyila azhara | 96.67 |
| 32 | Muhamad Reza Ramadhan | 96.67 |
| 33 | zulayka latifa zihan | 86.67 |
| 34 | rachelia febiyanti | 80.00 |
| 35 | Marcella Prilianty | 93.33 |
| 36 | Chairunisa Ramadhani | 83.33 |
| 37 | Shabila Musyaqinah | 80.00 |
| 38 | Javani Nabhila Azzahra | 83.33 |
| 39 | zoya nashifa setiawan | 73.33 |
| 40 | Nayla Putri Rahma Novianti | 93.33 |
| 41 | Melani Zulqia Wardani | 90.00 |
| 42 | Nur Fanisahilla | 86.67 |
| 43 | Salwa Amalinda | 76.67 |
| 44 | Indira Naresa Putri | 80.00 |
| 45 | camila kanza | 86.67 |
| 46 | Dinar Keizia N* | 76.67 |
| 47 | Rhamadan Inda Robbi | 86.67 |
| 48 | Cindy Ramadhani Riefwanti 64250588 | 93.33 |
| 49 | Talitha syifa | 86.67 |
| 50 | Lina Aulia | 93.33 |
| 51 | Amandha Annas Natasya | 73.33 |
| 52 | maesyah nuramelia | 93.33 |
| 53 | irma wati | 83.33 |
| 54 | ilma fatimah | 86.67 |
| 55 | nanda zhahwa khoirunnissa | 86.67 |
| 56 | Natasya Aryanty | 90.00 |
| 57 | Erick Adenio | 86.67 |
| 58 | Ashilah Fathiyya Nabilah | 80.00 |
| 59 | laura syahnanda zulfia | 83.33 |
| 60 | meysia aulia putri 64250742 | 83.33 |
| 61 | Raya Achmadiyoso | 90.00 |
| 62 | Sabriana 64250234 | 83.33 |
| 63 | Arini revalia putri | 93.33 |
| 64 | intan nuraini | 83.33 |
| 65 | Dhea Chaerina | 86.67 |
| 66 | 64250225 RAMADHANNI | 83.33 |
| 67 | Syafira Ghina Khalilah | 86.67 |
| 68 | Renaldi pati Nggumbe | 73.33 |
| 69 | Monica Saputri | 83.33 |
| 70 | Kurnia Ilma Ikfiyah | 86.67 |
| 71 | Juwita Khoirulisa | 86.67 |
| 72 | Rizka widya puspita | 63.33 |
| 73 | Rizka widya puspita* | 70.00 |
| 74 | chelsy nacila melati putri jaya_64250438 | 90.00 |
| 75 | Alpi Yansyah | 76.67 |
| 76 | Revalia Assan | 90.00 |
| 77 | Nasywa Tajali AlAin | 90.00 |
| 78 | kinanti putri rahmania | 80.00 |
| 79 | Danar Dwi Astomo | 86.67 |
| 80 | sheira maulida putri 64250831 | 80.00 |
| 81 | Dwi prasetyo* | 66.67 |
| 82 | Alya Salsabila | 80.00 |
| 83 | Adinda Maysa | 83.33 |
| 84 | Syellen Beauty Listianisa | 86.67 |
| 85 | zahra salsabila | 83.33 |
| 86 | Ade Putri Aulia | 86.67 |
| 87 | Andra Yani | 86.67 |
| 88 | Nadira Rahmadani. SM | 86.67 |
| 89 | Fransiskus Simanulang | 70.00 |
| 90 | nadine sayida | 76.67 |
| 91 | ilona asvika | 80.00 |
| 92 | Salwa Fitriyah | 80.00 |
| 93 | Syaqira Herrel | 83.33 |
| 94 | Marcella Alliviani Mulyono Tobing | 66.67 |
| 95 | Suci Ramadhani islami | 80.00 |
| 96 | Rei Rahman Faudzi | 83.33 |
| 97 | Firza Malika Chatami Sulaeman | 80.00 |
| 98 | Alya Salma Kamila | 73.33 |
| 99 | MUHAMMAD IVAN ZEIN | 80.00 |
| 100 | Ayu Safitri,64250833 | 80.00 |
| 101 | Sintya Suryani Dewi | 73.33 |
| 102 | Ninda Ulya rahma | 76.67 |
| 103 | Rismia A | 76.67 |
| 104 | Denayla Farenisa | 76.67 |
| 105 | firiyalazkia23 a | 76.67 |
| 106 | Raihan Al Arroyan | 76.67 |
| 107 | senia dewi pamela | 76.67 |
| 108 | Zahra Humaira* | 56.67 |
| 109 | Dinar Keizia N | 63.33 |
| 110 | Vallin Alzahara | 70.00 |
| 111 | Yulia Nur Satriani | 66.67 |
| 112 | Fita Hana Khairina | 46.67 |
| 113 | Rizqika Putri Hudani | 63.33 |
| 114 | Syafiq naufal afandi | 50.00 |
| 115 | rahmania triani rahmasari | 56.67 |
| 116 | Z. Chris Allan saragih | 40.00 |
| 117 | M.rafid r | 10.00 |
| 118 | Dwi prasetyo | 6.67 |
| 119 | Renaldi | 3.33 |
Pertemuan Rabu Siang_10
| No | Nama | Nilai (Skala 100) |
| 1 | intan nur ainii | 100 |
| 2 | Nayla Mozza | 100 |
| 3 | saifa rahma azzahra | 100 |
| 4 | 64251025-Syifa Adelia Mandasari | 93 |
| 5 | Wanda Ayu Rizkiani | 93 |
| 6 | DAFA DWI RADJA | 97 |
| 7 | Ashila wahyu ramadhani | 97 |
| 8 | Anita Inna Marsela | 100 |
| 9 | 64251531_ Alifa Windu Cahyani | 87 |
| 10 | Bunga Pratiwi | 93 |
| 11 | Aisyah Nurhasanah* | 93 |
| 12 | 64251216_Reifan Noval Fadillah | 97 |
| 13 | ZAZKIA EKA PRATIWI – 64251249* | 97 |
| 14 | Reihan Chandra | 97 |
| 15 | Shinta Nuraini (64251650)* | 90 |
| 16 | Rizky firdaus ramdhan 64251323 | 100 |
| 17 | yullia hasbita | 97 |
| 18 | Yoga Pangestu | 93 |
| 19 | Jelita Wahyu Ningsih | 100 |
| 20 | 64251049 Muhammad Dicky Raihan | 97 |
| 21 | zacky mirza | 93 |
| 22 | Kafka Diva | 97 |
| 23 | Meitha Sofiani Faradila-64251860 | 83 |
| 24 | 64251091_Miko Rafael H | 93 |
| 25 | Auliya Diyah Sekararum | 87 |
| 26 | Ilham Ramadhan_64251463 | 97 |
| 27 | Shalma Fhaddillah Sunari | 83 |
| 28 | aurellie-64251107 | 80 |
| 29 | Fernando Wijaya | 97 |
| 30 | Aditya tirtana A. 64251122 | 80 |
| 31 | Rashya Aldino (64251245) | 100 |
| 32 | Ariq Fattah_64251614 | 87 |
| 33 | Vito maghnar | 90 |
| 34 | Aisyah | 90 |
| 35 | Latifah Attazkiyyah | 80 |
| 36 | fiola zena18 | 100 |
| 37 | Maria Aurelia | 90 |
| 38 | M.KHOIF BILLAH | 93 |
| 39 | Devina ayu Naysila | 93 |
| 40 | sirin ruwayda | 87 |
| 41 | Muhamad Alfakhri | 87 |
| 42 | Luthfiyah Wasilatun | 80 |
| 43 | Adela Putri*** | 83 |
| 44 | Dimas Aji Triyanto_64251834 Triyanto | 77 |
| 45 | Dianwahyu Septiasari | 83 |
| 46 | Natasya Zulaika | 80 |
| 47 | Tyan Adhi Tritama_64251866 | 90 |
| 48 | Louisa Sukma Sandriyan | 83 |
| 49 | Rizka Amelia | 77 |
| 50 | najwa amalia saleha | 80 |
| 51 | MAYA S.R SIMANJUNTAK | 87 |
| 52 | Dwi Aryadika | 80 |
| 53 | Muhammad RianSyah | 87 |
| 54 | Khoirunnisa Ramadhanti | 87 |
| 55 | Shafaranti Cahya Utami 64250720 | 80 |
| 56 | ayudia putri | 80 |
| 57 | Nadjwa Laura Adinda | 87 |
| 58 | Nabillah Nur Khadijah_64251334 | 77 |
| 59 | Sukkayinah 64251545** | 83 |
| 60 | deswita zahra 64251641 | 80 |
| 61 | Fitriyyatul Azzizah | 83 |
| 62 | chelsea imaniat putri zega | 80 |
| 63 | Hafnan Fauzi | 83 |
| 64 | alifa rizky ardianti | 83 |
| 65 | 64251568 Clift DY | 70 |
| 66 | Rachel Elisabeth 64251121 | 73 |
| 67 | Asila Kirani Zalfatisna | 87 |
| 68 | Salsabil Haura Sabrinna-64251307 | 83 |
| 69 | 64251079_Olyvia Ramadhani | 87 |
| 70 | 64251066_Muhamad Rizky Albiansyah Yusuf | 83 |
| 71 | Chairani Syarif | 73 |
| 72 | Nazwa Amelia | 70 |
| 73 | Dwi Anggrayni** | 80 |
| 74 | Aisha Khumaira Aulia_64251738 | 80 |
| 75 | Keysia Ollivia Febrianti | 87 |
| 76 | Chanda Wardana | 63 |
| 77 | Muhammad RaihanPutra Laksono | 90 |
| 78 | Raisah fauziah | 63 |
| 79 | Annastasya Maulia Juniart | 77 |
| 80 | Viola Septiyanti Putri Suwanda | 83 |
| 81 | Alya Nakhwah Khasibah | 83 |
| 82 | Intan Nurul Aini | 87 |
| 83 | Desi Nur aulia putri | 77 |
| 84 | 64251312_Maulinda Savitri | 83 |
| 85 | pinkan permata surgani-64251220 | 83 |
| 86 | Karina Vega Azahra | 67 |
| 87 | 64251088_Defa Sandi Sanjaya | 63 |
| 88 | widia asma fadilah | 83 |
| 89 | Ardhia pratiwi | 67 |
| 90 | 64251637-Debby Ramadhani | 77 |
| 91 | Steven Simamora | 77 |
| 92 | Sarah Aulia | 67 |
| 93 | Ratna Agustina | 77 |
| 94 | Zaenal Ahyar | 57 |
| 95 | Oktavia Rahmadani Arianto | 60 |
| 96 | Aprillyhargeni | 67 |
| 97 | Raditya Chandrawinata_64251541 | 60 |
| 98 | Rivana Safitri | 50 |
| 99 | dzakwan rendrahadi | 43 |
| 100 | Salwa Az Zahra | 57 |
| 101 | Ratu ananda fauziah Nanda | 40 |
| 102 | Febbry Fatihah | 33 |
| 103 | 64251184_Dini cahaya indah Putri | 47 |
| 104 | Andini Nerindra | 40 |
| 105 | Suci 64251299 | 50 |
| 106 | Josua Simanjuntak | 27 |
| 107 | Alfarizky Alfarizky | 33 |
| 108 | Muhammad Daffa Pribadi | 20 |
| 109 | muhammad dafaridza-64251106 | 13 |