Suatu hari di masa depan yang tidak terlalu jauh, sebuah artikel akan terbit di website pembelajaran manajemen. Di sana, pembaca—mahasiswa, praktisi, dan pemilik bisnis—akan menemukan tiga cerita yang saling terhubung. Bukan tentang masa lalu yang sudah lewat, tetapi tentang apa yang akan terjadi ketika organisasi memutuskan untuk sungguh-sungguh menggabungkan manajemen kontemporer dengan pengendalian yang serius.

Artikel itu akan membawa mereka berjalan ke tiga dunia berbeda:

  1. Sebuah jaringan rumah sakit yang akan mengejar kualitas dengan TQM dan Kaizen.
  2. Sebuah pabrik skincare yang akan bermain di garis tipis antara efisiensi dan risiko dengan JIT dan Activity-Based Costing.
  3. Sebuah startup edutech yang akan tumbuh terlalu cepat dan kemudian menyadari perlunya Balanced Scorecard untuk menyeimbangkan strategi dan pengendalian.

Dan di setiap cerita, satu pesan akan terus diulang:

“Di masa depan, standar akan harus ditetapkan dulu, sebelum manajer tenggelam dalam alat analisis dan dashboard yang canggih.”


1. Jaringan Rumah Sakit Medika Prima: Ketika Komplain akan Menyusut, tapi Rasa Tidak Puas akan Mencari Jalan Lain

Di masa depan, akan ada sebuah jaringan rumah sakit bernama Medika Prima Care. Manajemen puncaknya akan memutuskan bahwa rumah sakit tidak bisa lagi hanya mengandalkan teknologi medis dan gedung yang megah; mereka akan menyadari bahwa pengalaman pasien akan menjadi medan kompetisi utama.

Maka, dewan direksi akan memutuskan untuk menerapkan Total Quality Management (TQM) secara menyeluruh. Seluruh unit—IGD, rawat inap, laboratorium, farmasi—akan dilibatkan dalam perumusan standar kualitas layanan. Di setiap departemen akan dibentuk quality circle, tim kecil yang akan rutin berdiskusi tentang masalah mutu dan ide perbaikan.

Bersamaan dengan itu, rumah sakit akan meluncurkan program Kaizen. Alih-alih menunggu proyek besar, mereka akan mendorong perawat, dokter, dan staf administrasi untuk mengusulkan perbaikan kecil setiap minggu: memperjelas alur pendaftaran, memperbaiki cara menjelaskan obat, menyederhanakan formulir, atau menata ulang meja obat di nurse station agar lebih mudah dijangkau.

Untuk menangkap suara pasien, Medika Prima Care akan membangun kotak saran digital di aplikasi pasien. Pasien dan keluarga akan bisa mengisi form komplain dan saran langsung dari ponsel, tanpa harus menulis formulir di meja informasi.

Enam bulan setelah program ini berjalan, data internal akan menunjukkan sesuatu yang tampak menggembirakan:
jumlah komplain tertulis di aplikasi akan menurun cukup drastis.

Di ruang meeting, akan ada ekspresi lega:

“Lihat, komplain sudah turun. Berarti program TQM kita akan mulai berhasil.”

Namun, di luar sana, di dunia maya, sesuatu yang berbeda akan terjadi.
Di Google Review, di Instagram, di TikTok, akan mulai muncul cerita-cerita singkat dari pasien dan keluarga yang merasa:

  • “Perawatnya baik, tapi respon kadang lama.”
  • “Dokternya pintar, tapi jelasin ke keluarga terlalu cepat, kita bingung.”
  • “Proses pulang dari rumah sakit bertele-tele, lama, dan tidak ada yang menjelaskan detail obat.”

Rating rata-rata rumah sakit di media sosial akan mulai turun, pelan tapi pasti.

Gap antara data internal dan persepsi eksternal akan semakin jelas: secara angka, komplain akan menurun; secara reputasi, rumah sakit akan terlihat makin tidak ramah.

Di titik ini, tim pengendalian mutu akan menyadari bahwa mereka selama ini akan hanya fokus pada jumlah komplain yang masuk, bukan pada standar pelayanan yang harus dijaga.

Maka, di masa depan, mereka akan mulai menetapkan standar pengendalian baru:

  • Standar waktu respon: panggilan pasien dari kamar akan harus dijawab maksimal dalam 3 menit.
  • Standar komunikasi: dokter dan perawat akan diberi pedoman minimal hal-hal yang wajib dijelaskan sebelum pasien pulang.
  • Survei kepuasan pasca rawat: 2–3 hari setelah keluar, pasien akan menerima tautan survei singkat tentang pengalaman mereka.

Baru setelah standar ini akan ditetapkan, alat analisis—grafik, dashboard, laporan bulanan—akan benar-benar punya makna. TQM dan Kaizen di Medika Prima Care tidak akan lagi hanya menjadi slogan, tetapi akan berubah menjadi siklus pengendalian mutu yang hidup: standar → pelaksanaan → pengukuran → perbaikan kecil → standar baru, dan seterusnya.

Di cerita itu, mahasiswa yang akan membacanya di website akan belajar bahwa:

Penurunan angka komplain belum tentu berarti peningkatan kualitas,
kalau standar mutu layanan belum jelas, dan suara pasien di luar sistem masih diabaikan.


2. Aurora Skincare Labs: Pabrik yang akan Menari di Atas Garis Tipis Antara Efisiensi dan Risiko

Di kota industri yang tidak terlalu jauh dari sana, akan berdiri sebuah pabrik skincare bernama Aurora Labs. Perusahaan ini akan memproduksi berbagai macam produk: serum, krim pagi, krim malam, sheet mask, hingga body lotion dengan varian aroma yang beraneka ragam.

Alih-alih bermain aman dengan stok yang melimpah, Aurora Labs akan memutuskan untuk menerapkan sistem Just In Time (JIT). Mereka akan ingin bahan kemasan—botol, jar, tube, dan box—datang tepat ketika dibutuhkan, sehingga:

  • biaya gudang akan turun,
  • stok mati akan berkurang,
  • dan arus kas akan terasa lebih ringan.

Pada saat yang sama, karena struktur biaya overhead dirasa berat, manajemen keuangan akan mendorong penggunaan Activity-Based Costing (ABC) untuk memetakan biaya secara lebih akurat. Biaya-biaya seperti:

  • setup mesin,
  • pengujian kualitas batch,
  • pembersihan line produksi,
  • dan pergantian kemasan

akan ditelusuri sebagai aktivitas, lalu dialokasikan ke produk-produk yang mengonsumsinya.

Di masa depan itu, laporan ABC akan menunjukkan fakta menarik:
aktivitas setup mesin akan muncul sebagai salah satu komponen biaya paling besar.

Kenapa? Karena Aurora Labs akan sering berganti varian:

  • Pagi: produksi serum varian A,
  • Siang: ganti ke krim malam varian B,
  • Sore: ganti lagi ke sheet mask varian C.

Setiap pergantian varian akan membutuhkan:

  • waktu setup,
  • pembersihan,
  • dan pengaturan ulang mesin filling dan packaging.

Di atas kertas, JIT akan tampak sangat efisien.
Namun, dalam praktik, akan ada hari-hari ketika satu pemasok kemasan datang terlambat. Karena stok safety hampir nol, lini produksi akan langsung berhenti.

Operator akan berdiri menunggu, planner akan panik, dan bagian penjualan akan mulai khawatir karena jadwal kirim ke retailer bisa terancam.

Dalam rapat evaluasi, manajer produksi dan manajer keuangan akan mulai menyadari bahwa:

  • Sistem JIT yang terlalu “ketat” tanpa standar safety stock akan berisiko tinggi.
  • Jumlah varian produk yang terlalu banyak akan menciptakan biaya setup yang tidak proporsional terhadap laba.

Pada titik itulah, di masa depan, Aurora Labs akan menyusun standar pengendalian baru:

  1. Standar safety stock minimal
    Untuk beberapa bahan kemasan yang sangat kritis, misalnya botol untuk produk best seller, perusahaan akan menetapkan safety stock kecil—tidak banyak, tetapi cukup untuk menahan 1–2 hari keterlambatan pemasok.
  2. Standar jumlah varian per lini
    Dengan bantuan data ABC, manajemen akan menetapkan batas maksimal jumlah varian aktif per lini produksi. Beberapa varian yang penjualannya minim dan biaya setup-nya tinggi akan dipertimbangkan untuk:
    • digabung,
    • diganti kemasannya,
    • atau dihentikan.
  3. Standar pengelompokan jadwal produksi (production clustering)
    Jadwal produksi akan dikelompokkan per keluarga produk, misalnya satu minggu fokus pada serum, minggu berikutnya pada krim. Hal ini akan menurunkan frekuensi setup dan pembersihan line.

Mahasiswa yang akan mempelajari kisah Aurora Labs di website akan melihat bagaimana JIT dan ABC tidak akan berdiri sendiri. Keduanya akan baru berguna ketika:

  • ada standar safety stock,
  • ada standar berapa banyak varian yang masih masuk akal,
  • dan ada kebijakan pengendalian yang jelas untuk menyeimbangkan antara efisiensi dan risiko.

3. NexaLearn: Startup Edutech yang akan Menyadari bahwa Revenue Saja Tidak Akan Cukup

Di dunia digital, di mana jutaan siswa akan belajar lewat layar, sebuah startup edutech bernama NexaLearn akan muncul sebagai bintang baru. Dalam satu tahun, NexaLearn akan berhasil:

  • menaikkan revenue hingga 90%,
  • menggaet ribuan siswa baru,
  • dan menandatangani kerja sama dengan beberapa sekolah dan kampus.

Grafik pendapatan NexaLearn akan menanjak tajam. Investor akan tersenyum. Presentasi pitch deck akan terlihat cantik.

Namun, di balik grafik itu, akan ada cerita lain yang perlahan akan muncul:

  • Customer churn akan tinggi—banyak siswa yang akan berhenti berlangganan setelah 1–2 bulan.
  • Tim tutor online akan mulai merasa kelelahan, mengajar live class hampir setiap hari tanpa cukup waktu untuk persiapan.
  • Tim IT akan sering lembur karena harus memperbaiki bug dan menambah fitur kecil yang diminta marketing, sementara produk baru yang strategis akan tertunda.

Jika manajemen hanya akan melihat perspektif keuangan, semua akan tampak baik: revenue akan naik, biaya pemasaran akan terasa “worth it”. Tetapi NexaLearn akan memutuskan untuk melangkah lebih dewasa: mereka akan mulai mengadopsi Balanced Scorecard (BSC).

Dalam BSC versi NexaLearn, akan ada empat perspektif yang saling terkait:

  1. Keuangan
    • Pertumbuhan revenue,
    • profit margin,
    • biaya akuisisi pelanggan (CAC).
  2. Pelanggan
    • tingkat churn bulanan,
    • kepuasan siswa,
    • net promoter score (NPS)—seberapa besar kemungkinan siswa akan merekomendasikan NexaLearn ke orang lain.
  3. Proses bisnis internal
    • lead time pengembangan fitur baru,
    • jumlah bug kritis per bulan,
    • kecepatan respon support.
  4. Pembelajaran & pertumbuhan
    • beban kerja tutor per minggu,
    • jam pelatihan dan pengembangan tim,
    • tingkat turnover karyawan di tim teknis dan akademik.

Sebelum semua indikator ini ditampilkan dalam dashboard yang canggih, manajemen NexaLearn akan sepakat untuk menetapkan beberapa standar kinerja kunci:

  • Churn bulanan maksimal 5–7%.
  • Beban ajar tutor dibatasi, misalnya maksimal 20–25 jam live class per minggu dengan slot khusus untuk persiapan dan evaluasi.
  • Minimal 1 fitur produk baru utama dirilis tiap kuartal.

Dengan standar ini, BSC akan berubah menjadi alat pengendalian strategis:

  • Jika revenue naik tetapi churn melewati batas, tim produk dan layanan pelanggan akan wajib mengevaluasi pengalaman belajar.
  • Jika tutor mulai mendekati batas beban kerja maksimal, manajemen akan langsung mempertimbangkan rekrutmen atau penjadwalan ulang.
  • Jika sebuah kuartal berlalu tanpa fitur baru yang signifikan, itu akan menjadi sinyal bahwa NexaLearn terlalu fokus pada promosi dan melupakan inovasi.

Para mahasiswa yang membaca kisah NexaLearn akan melihat bahwa:

Di masa depan, startup yang hanya akan mengejar angka revenue
tanpa mengendalikan retensi, proses, dan kesehatan tim
akan rentan kehabisan energi dan kehilangan kepercayaan pengguna.

Balanced Scorecard akan bukan sekadar “alat presentasi keren”, tetapi jembatan antara strategi dan pengendalian.


4. Benang Merah untuk Mahasiswa di Masa Depan

Di akhir artikel itu, ketika mahasiswa akan menggulir ke bagian bawah halaman website, mereka akan menemukan satu rangkuman sederhana dari ketiga cerita: Medika Prima Care, Aurora Labs, dan NexaLearn.

Semua organisasi itu akan punya kesamaan:

  • Mereka akan menghadapi kompleksitas yang meningkat—ekspektasi pelanggan, tekanan biaya, dan tuntutan pertumbuhan.
  • Mereka akan tertarik pada alat-alat manajemen modern—TQM, Kaizen, JIT, ABC, Balanced Scorecard.
  • Namun, mereka akan hanya benar-benar diuntungkan jika mau menetapkan standar pengendalian terlebih dahulu.

Mahasiswa akan diajak untuk membayangkan diri mereka sebagai manajer di masa depan. Sebelum mereka berlari ke Excel, dashboard, atau software analitik, mereka akan belajar untuk bertanya:

  • “Standar mutu apa yang akan saya tetapkan untuk pasien, pelanggan, atau siswa saya?”
  • “Standar stok, varian, dan aktivitas apa yang akan saya jadikan batas agar pabrik tidak rapuh?”
  • “Standar churn, inovasi, dan kesejahteraan tim apa yang akan saya jaga di perusahaan digital saya?”

Di masa depan, cerita-cerita ini akan menjadi cermin dan latihan mental.
Bukan hanya untuk menghafal definisi TQM, Kaizen, JIT, ABC, atau BSC, tetapi untuk memahami bahwa:

Pengendalian manajemen yang dewasa akan selalu dimulai dari keberanian menetapkan standar.
Baru setelah itu, alat analisis, rasio, dan dashboard akan benar-benar berarti.

Pertemuan 10 _ Senin

NoNamaNilai skala 100
1gina nayla alfarah90.00
2Rizka Alifia Novarina100.00
3chintya aprilia putri100.00
4Safira novelia96.67
5Syifaa Annisa zalfaa100.00
6diva putri aurelia86.67
7Rasya Putra83.33
8Siti Novita Sari86.67
9deva ayu octavia ramadhani93.33
10As syaukan Sri Dano Imron86.67
11Nabila septi romadhoni93.33
12Irene Dwi Aliza86.67
13Nazwa Putri Nabila80.00
14DILLA ARLIANA100.00
15Nur Syifa100.00
16Popy Agiz96.67
17dindaolivia80.00
18Mia Dwi Susanti83.33
19Chynthia Afrillia86.67
20Winansyah86.67
21Adinda Salwa Syahira83.33
22Nova Maria Ulfa86.67
23Nadya Khairani83.33
24Siti Alfarisya83.33
25Lanya Subiyanto93.33
26ibnu santoso76.67
27Mutia Dwi Sabrina76.67
28AL vicky JULMANSYAH76.67
29Shelvy Surya Allathiif93.33
30novitriyani dira supriatna76.67
31maesyila azhara96.67
32Muhamad Reza Ramadhan96.67
33zulayka latifa zihan86.67
34rachelia febiyanti80.00
35Marcella Prilianty93.33
36Chairunisa Ramadhani83.33
37Shabila Musyaqinah80.00
38Javani Nabhila Azzahra83.33
39zoya nashifa setiawan73.33
40Nayla Putri Rahma Novianti93.33
41Melani Zulqia Wardani90.00
42Nur Fanisahilla86.67
43Salwa Amalinda76.67
44Indira Naresa Putri80.00
45camila kanza86.67
46Dinar Keizia N*76.67
47Rhamadan Inda Robbi86.67
48Cindy Ramadhani Riefwanti 6425058893.33
49Talitha syifa86.67
50Lina Aulia93.33
51Amandha Annas Natasya73.33
52maesyah nuramelia93.33
53irma wati83.33
54ilma fatimah86.67
55nanda zhahwa khoirunnissa86.67
56Natasya Aryanty90.00
57Erick Adenio86.67
58Ashilah Fathiyya Nabilah80.00
59laura syahnanda zulfia83.33
60meysia aulia putri 6425074283.33
61Raya Achmadiyoso90.00
62Sabriana 6425023483.33
63Arini revalia putri93.33
64intan nuraini83.33
65Dhea Chaerina86.67
6664250225 RAMADHANNI83.33
67Syafira Ghina Khalilah86.67
68Renaldi pati Nggumbe73.33
69Monica Saputri83.33
70Kurnia Ilma Ikfiyah86.67
71Juwita Khoirulisa86.67
72Rizka widya puspita63.33
73Rizka widya puspita*70.00
74chelsy nacila melati putri jaya_6425043890.00
75Alpi Yansyah76.67
76Revalia Assan90.00
77Nasywa Tajali AlAin90.00
78kinanti putri rahmania80.00
79Danar Dwi Astomo86.67
80sheira maulida putri 6425083180.00
81Dwi prasetyo*66.67
82Alya Salsabila80.00
83Adinda Maysa83.33
84Syellen Beauty Listianisa86.67
85zahra salsabila83.33
86Ade Putri Aulia86.67
87Andra Yani86.67
88Nadira Rahmadani. SM86.67
89Fransiskus Simanulang70.00
90nadine sayida76.67
91ilona asvika80.00
92Salwa Fitriyah80.00
93Syaqira Herrel83.33
94Marcella Alliviani Mulyono Tobing66.67
95Suci Ramadhani islami80.00
96Rei Rahman Faudzi83.33
97Firza Malika Chatami Sulaeman80.00
98Alya Salma Kamila73.33
99MUHAMMAD IVAN ZEIN80.00
100Ayu Safitri,6425083380.00
101Sintya Suryani Dewi73.33
102Ninda Ulya rahma76.67
103Rismia A76.67
104Denayla Farenisa76.67
105firiyalazkia23 a76.67
106Raihan Al Arroyan76.67
107senia dewi pamela76.67
108Zahra Humaira*56.67
109Dinar Keizia N63.33
110Vallin Alzahara70.00
111Yulia Nur Satriani66.67
112Fita Hana Khairina46.67
113Rizqika Putri Hudani63.33
114Syafiq naufal afandi50.00
115rahmania triani rahmasari56.67
116Z. Chris Allan saragih40.00
117M.rafid r10.00
118Dwi prasetyo6.67
119Renaldi3.33

Pertemuan Rabu Siang_10

NoNamaNilai (Skala 100)
1intan nur ainii100
2Nayla Mozza100
3saifa rahma azzahra100
464251025-Syifa Adelia Mandasari93
5Wanda Ayu Rizkiani93
6DAFA DWI RADJA97
7Ashila wahyu ramadhani97
8Anita Inna Marsela100
964251531_ Alifa Windu Cahyani87
10Bunga Pratiwi93
11Aisyah Nurhasanah*93
1264251216_Reifan Noval Fadillah97
13ZAZKIA EKA PRATIWI – 64251249*97
14Reihan Chandra97
15Shinta Nuraini (64251650)*90
16Rizky firdaus ramdhan 64251323100
17yullia hasbita97
18Yoga Pangestu93
19Jelita Wahyu Ningsih100
2064251049 Muhammad Dicky Raihan97
21zacky mirza93
22Kafka Diva97
23Meitha Sofiani Faradila-6425186083
2464251091_Miko Rafael H93
25Auliya Diyah Sekararum87
26Ilham Ramadhan_6425146397
27Shalma Fhaddillah Sunari83
28aurellie-6425110780
29Fernando Wijaya97
30Aditya tirtana A. 6425112280
31Rashya Aldino (64251245)100
32Ariq Fattah_6425161487
33Vito maghnar90
34Aisyah90
35Latifah Attazkiyyah80
36fiola zena18100
37Maria Aurelia90
38M.KHOIF BILLAH93
39Devina ayu Naysila93
40sirin ruwayda87
41Muhamad Alfakhri87
42Luthfiyah Wasilatun80
43Adela Putri***83
44Dimas Aji Triyanto_64251834 Triyanto77
45Dianwahyu Septiasari83
46Natasya Zulaika80
47Tyan Adhi Tritama_6425186690
48Louisa Sukma Sandriyan83
49Rizka Amelia77
50najwa amalia saleha80
51MAYA S.R SIMANJUNTAK87
52Dwi Aryadika80
53Muhammad RianSyah87
54Khoirunnisa Ramadhanti87
55Shafaranti Cahya Utami 6425072080
56ayudia putri80
57Nadjwa Laura Adinda87
58Nabillah Nur Khadijah_6425133477
59Sukkayinah 64251545**83
60deswita zahra 6425164180
61Fitriyyatul Azzizah83
62chelsea imaniat putri zega80
63Hafnan Fauzi83
64alifa rizky ardianti83
6564251568 Clift DY70
66Rachel Elisabeth 6425112173
67Asila Kirani Zalfatisna87
68Salsabil Haura Sabrinna-6425130783
6964251079_Olyvia Ramadhani87
7064251066_Muhamad Rizky Albiansyah Yusuf83
71Chairani Syarif73
72Nazwa Amelia70
73Dwi Anggrayni**80
74Aisha Khumaira Aulia_6425173880
75Keysia Ollivia Febrianti87
76Chanda Wardana63
77Muhammad RaihanPutra Laksono90
78Raisah fauziah63
79Annastasya Maulia Juniart77
80Viola Septiyanti Putri Suwanda83
81Alya Nakhwah Khasibah83
82Intan Nurul Aini87
83Desi Nur aulia putri77
8464251312_Maulinda Savitri83
85pinkan permata surgani-6425122083
86Karina Vega Azahra67
8764251088_Defa Sandi Sanjaya63
88widia asma fadilah83
89Ardhia pratiwi67
9064251637-Debby Ramadhani77
91Steven Simamora77
92Sarah Aulia67
93Ratna Agustina77
94Zaenal Ahyar57
95Oktavia Rahmadani Arianto60
96Aprillyhargeni67
97Raditya Chandrawinata_6425154160
98Rivana Safitri50
99dzakwan rendrahadi43
100Salwa Az Zahra57
101Ratu ananda fauziah Nanda40
102Febbry Fatihah33
10364251184_Dini cahaya indah Putri47
104Andini Nerindra40
105Suci 6425129950
106Josua Simanjuntak27
107Alfarizky Alfarizky33
108Muhammad Daffa Pribadi20
109muhammad dafaridza-6425110613