“Kerja keras tidak selalu berarti kerja selaras.”
Inilah pelajaran berharga dari sebuah perusahaan manufaktur yang sempat nyaris kehilangan arah karena gagal berkoordinasi.


Awal Cerita: Semua Berjalan Sesuai Target… atau Begitu Tampaknya

PT. Sinar Plastik adalah perusahaan yang dikenal efisien dalam produksi kemasan minuman.
Divisi Produksi dipimpin oleh seorang manajer berpengalaman, dengan mesin yang selalu siaga dan target yang terus tercapai. Di sisi lain, Divisi Pemasaran penuh semangat merancang kampanye untuk meningkatkan penjualan kuartal berikutnya.

Semuanya tampak berjalan baik—hingga sebuah keputusan kecil mengubah segalanya.

Manajer produksi, tanpa menunggu koordinasi dengan divisi lain, memutuskan untuk meningkatkan kapasitas output sebesar 20%. Ia berpikir: “Lebih banyak barang berarti lebih banyak penjualan.”
Namun sayangnya, Divisi Pemasaran tidak pernah menerima informasi ini.
Kampanye promosi tetap berpedoman pada target lama.


Masalah Muncul Tanpa Ada yang Menyadari

Beberapa minggu kemudian, gudang mulai sesak.
Ratusan karton kemasan plastik menumpuk tanpa pembeli. Pihak keuangan mulai mengeluh karena biaya penyimpanan melonjak. Divisi Pemasaran terkejut: mengapa stok begitu besar padahal belum ada promosi tambahan?

Pertemuan darurat pun digelar.
Dan di sanalah semua pihak menyadari — tidak ada yang salah dengan kinerja individu, tapi semuanya salah dalam koordinasi.


Di Mana Kesalahan Mereka?

Secara teori, koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dan tujuan agar semua bagian organisasi bergerak ke arah yang sama (Handoko, 2012).
Namun, dalam praktiknya, prinsip dasar koordinasi sering kali diabaikan.

Mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi di PT. Sinar Plastik:

Prinsip KoordinasiKondisi di PT. Sinar PlastikDampak
Kesatuan arah (unity of direction)Produksi mengejar efisiensi, pemasaran mengejar promosi.Arah kerja tidak sinkron.
Komunikasi terbuka (open communication)Tidak ada mekanisme berbagi informasi lintas divisi.Informasi tidak tersampaikan.
Sinkronisasi waktuProduksi cepat, promosi lambat.Ketidakseimbangan arus barang dan pasar.
Tanggung jawab jelasTidak ada penanggung jawab koordinasi antar divisi.Tumpang tindih keputusan.

Dampak Nyata dari Koordinasi yang Gagal

Kegagalan koordinasi seperti ini bukan hanya membuat proses tidak efisien, tetapi juga menimbulkan konflik internal dan kerugian finansial.

  • Produksi merasa sudah bekerja optimal.
  • Pemasaran merasa disalahkan karena penjualan turun.
  • Gudang merasa terbebani oleh stok yang tidak tersalurkan.

Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya kesatuan arah dan komunikasi terbuka — dua prinsip yang dilanggar dalam kasus ini.


Membangun Koordinasi yang Efektif

Bagaimana seharusnya masalah seperti ini dihindari?

  1. Rapat lintas fungsi
    – Setiap perubahan rencana di satu divisi harus dikomunikasikan kepada divisi lain.
    – Misalnya, rencana peningkatan produksi harus disetujui bersama oleh pemasaran dan keuangan.
  2. Sistem informasi terintegrasi
    – Gunakan platform ERP atau dashboard yang menampilkan status produksi, stok, dan rencana promosi secara real time.
  3. Manajer integrasi (liaison officer)
    – Seseorang yang bertanggung jawab menjaga arus informasi lintas fungsi dan menyatukan tujuan antar divisi.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari PT. Sinar Plastik?

  1. Koordinasi adalah jembatan antara kinerja individu dan hasil organisasi.
  2. Tanpa koordinasi, setiap unit mungkin sukses sendiri, tapi gagal bersama.
  3. Komunikasi yang terbuka dan kesatuan arah harus menjadi budaya, bukan sekadar instruksi.


Akhir Cerita: PT. Sinar Plastik Bangkit Kembali

Setelah krisis koordinasi itu, PT. Sinar Plastik memperbaiki sistem internal mereka:

  • Membentuk rapat lintas fungsi mingguan.
  • Menerapkan dashboard digital untuk berbagi informasi antar divisi.
  • Mengangkat seorang koordinator operasi untuk menjaga keselarasan antar departemen.

Dalam enam bulan, perusahaan kembali stabil — penjualan meningkat, stok terkontrol, dan hubungan antar divisi menjadi lebih harmonis.

Koordinasi bukan hanya soal siapa yang memimpin, tapi bagaimana semua bergerak seirama.


Penutup

“Kerja sama tanpa koordinasi hanyalah kebetulan.”
PT. Sinar Plastik membuktikan bahwa keberhasilan organisasi tidak cukup dengan orang hebat, tetapi juga sistem komunikasi dan arah kerja yang selaras.

Jadi, sebelum menyalahkan individu, tanyakan dulu:
“Apakah organisasi kita sudah terkoordinasi dengan baik?”


Materi (1/3)