warnamediaonline.com. Dalam ekonomi global yang semakin kompetitif, inovasi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing negara. Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index) merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu negara dalam menciptakan dan memanfaatkan inovasi. Negara-negara di ASEAN telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam hal inovasi selama dekade terakhir. Namun, pertanyaannya adalah: apakah inovasi di ASEAN cukup untuk membantu negara-negara keluar dari jebakan pendapatan menengah (Middle Income Trap)?

Melihat data Indeks Inovasi Global dari tahun 2011 hingga 2023, terlihat bahwa beberapa negara di kawasan ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, menunjukkan kinerja inovasi yang stabil dan terus meningkat. Di sisi lain, negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari 2020 hingga 2023.

Artikel ini menginvestigasi bagaimana inovasi, terutama dalam konteks negara-negara ASEAN, dapat berperan sebagai pendorong keluar dari jebakan pendapatan menengah, dengan fokus khusus pada perkembangan Indonesia dalam Indeks Inovasi Global.

Kinerja Inovasi di ASEAN: Apa yang Dapat Kita Pelajari?

1. Singapura: Pemimpin Stabil dalam Inovasi
Singapura konsisten menduduki peringkat teratas dalam Indeks Inovasi Global di ASEAN. Negara ini dikenal karena infrastrukturnya yang canggih, kebijakan inovasi yang mendukung, dan iklim bisnis yang kondusif. Dengan fokus pada teknologi, pendidikan, dan riset, Singapura telah menjadi pusat inovasi di kawasan Asia Tenggara. Singapura tidak hanya berinvestasi dalam pendidikan tinggi dan penelitian, tetapi juga dalam ekosistem startup yang memungkinkan munculnya inovasi dari sektor swasta.

Kunci keberhasilan Singapura terletak pada kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Negara ini secara konsisten mendorong riset dan pengembangan (R&D) serta mendorong adopsi teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi hijau. Singapura menjadi contoh bahwa inovasi yang stabil dan terencana dapat membantu negara mempertahankan daya saing global.

2. Malaysia dan Thailand: Mengikuti Jejak dengan Pertumbuhan yang Stabil
Malaysia dan Thailand juga telah menunjukkan kinerja yang stabil dalam inovasi. Malaysia, dengan fokus pada teknologi tinggi, farmasi, dan otomotif, terus berinvestasi dalam pendidikan dan riset teknologi. Pemerintah Malaysia telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong inovasi, termasuk memperkuat infrastruktur digital dan menciptakan ekosistem yang mendukung riset dan pengembangan.

Thailand, yang semula dikenal sebagai negara agraris, kini semakin kuat dalam inovasi teknologi dan industri manufaktur. Thailand berusaha untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah melalui strategi Thailand 4.0, yang bertujuan mengubah ekonomi berbasis industri tradisional menjadi ekonomi digital yang lebih maju.


Pergerakan Indonesia dalam Indeks Inovasi Global: Peningkatan Signifikan

Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam Indeks Inovasi Global dari tahun 2020 hingga 2023, dengan lonjakan besar pada tahun 2023. Ini menunjukkan upaya yang semakin intensif dalam mendorong inovasi di berbagai sektor, termasuk digitalisasi, teknologi informasi, serta riset dan pengembangan.

Mengapa Peningkatan Ini Penting?
Inovasi adalah kunci untuk mendorong produktivitas dan daya saing global. Bagi Indonesia, yang sedang menikmati bonus demografi hingga 2030-an, inovasi menjadi alat penting untuk mencegah stagnasi ekonomi dan keluar dari jebakan pendapatan menengah. Peningkatan signifikan dalam indeks ini menunjukkan bahwa Indonesia telah mulai menanamkan fondasi inovasi, meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi.

Faktor-faktor yang Berkontribusi pada Peningkatan Inovasi di Indonesia

  • Digitalisasi dan Ekosistem Startup: Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam ekonomi digital, dengan munculnya banyak startup teknologi. E-commerce, fintech, dan sektor digital lainnya telah menjadi pendorong utama pertumbuhan inovasi. Beberapa unicorn asal Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak telah mendorong daya saing ekonomi negara.
  • Investasi dalam Teknologi dan Infrastruktur: Pemerintah Indonesia mulai memperkuat investasi dalam infrastruktur digital, termasuk pengembangan jaringan internet cepat di seluruh wilayah, yang memungkinkan akses teknologi lebih merata. Hal ini mendukung inovasi, terutama di sektor-sektor yang memerlukan teknologi tinggi.
  • Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan: Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan pelatihan vokasional juga berperan penting. Inisiatif-inisiatif seperti Kampus Merdeka yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah langkah signifikan ke arah yang benar.

Namun, meskipun ada kemajuan yang nyata, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemerataan akses teknologi dan kesenjangan keterampilan antara tenaga kerja di wilayah perkotaan dan pedesaan.


Vietnam dan Filipina: Negara ASEAN dengan Peningkatan Inovasi yang Stabil

Vietnam dan Filipina juga menunjukkan peningkatan stabil dalam Indeks Inovasi Global. Vietnam telah mengadopsi strategi nasional untuk mendorong inovasi di sektor-sektor seperti manufaktur, teknologi informasi, dan energi terbarukan. Pemerintah Vietnam mendorong kerjasama internasional dalam riset dan pengembangan teknologi, yang memberikan kontribusi pada peningkatan peringkatnya.

Filipina menunjukkan fluktuasi yang signifikan, tetapi tren jangka panjangnya menunjukkan peningkatan. Meskipun menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur dan akses teknologi, Filipina berhasil memanfaatkan bonus demografi dan peningkatan dalam sektor layanan digital, seperti outsourcing dan call center.

Tantangan Bagi Indonesia dan Negara Berkembang Lainnya

Meskipun Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam inovasi, ada beberapa tantangan yang harus diatasi untuk memastikan bahwa inovasi ini benar-benar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan membantu negara-negara tersebut keluar dari jebakan pendapatan menengah.

  1. Pemerataan Akses Teknologi
    Salah satu tantangan terbesar bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah kesenjangan akses teknologi antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Meskipun infrastruktur digital di kota-kota besar terus berkembang, wilayah pedesaan masih tertinggal. Tanpa pemerataan akses teknologi, potensi inovasi dari berbagai daerah tidak dapat dimaksimalkan.
  2. Kesenjangan Pendidikan dan Keterampilan
    Tingkat pendidikan dan keterampilan yang masih rendah di banyak wilayah di Indonesia menjadi hambatan bagi pengembangan inovasi. Negara perlu berinvestasi lebih dalam pendidikan, khususnya di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) untuk memastikan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan masa depan.
  3. Kurangnya Investasi R&D
    Investasi dalam riset dan pengembangan di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Untuk benar-benar mendorong inovasi, Indonesia perlu meningkatkan anggaran R&D dan mendorong kerjasama antara universitas, industri, dan pemerintah.

Memanfaatkan Bonus Demografi dengan Inovasi

Negara-negara ASEAN, terutama Indonesia, berada di persimpangan penting. Memanfaatkan inovasi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah membutuhkan kebijakan yang tepat, terutama dalam hal pemerataan akses teknologi, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan investasi dalam riset dan pengembangan.

Performa yang semakin baik dalam Indeks Inovasi Global menjadi indikasi bahwa Indonesia sedang menuju arah yang benar. Namun, diperlukan upaya yang lebih besar untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat berkontribusi dalam proses inovasi. Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar di masa depan, seperti yang telah dicapai oleh Singapura, Korea Selatan, dan Jepang.