
Ketika kita membayangkan masa depan ekonomi Indonesia yang sejahtera dan inklusif, satu elemen penting yang tidak boleh diabaikan adalah peran perempuan. Selama bertahun-tahun, perempuan telah menjadi penggerak utama ekonomi, dari sektor formal hingga sektor informal, dari dunia industri hingga ekonomi perawatan. Namun, ada realita pahit yang harus dihadapi: meskipun kontribusi perempuan sangat besar, dukungan negara untuk perempuan di dunia kerja masih jauh dari memadai.
Indonesia, dengan populasi perempuan yang sangat besar, memiliki peluang emas untuk mengubah wajah ekonominya melalui kebijakan yang pro-perempuan. Namun, kebijakan ini harus lebih dari sekadar slogan politik. Ini harus menjadi fondasi yang kuat untuk membangun ekosistem kerja yang ramah perempuan, mulai dari jaminan sosial yang inklusif hingga regulasi yang melindungi hak-hak perempuan di tempat kerja. Pertanyaannya adalah, siapkah negara mengambil langkah ini?
Mengapa Ekonomi Pro-Perempuan Adalah Kunci?
Bayangkan sebuah dunia di mana perempuan tidak hanya memiliki hak yang sama untuk bekerja, tetapi juga dilindungi dan didukung dalam setiap aspek karier mereka. Ekonomi yang pro-perempuan bukan hanya tentang membuka pintu, tetapi tentang memastikan bahwa perempuan dapat berjalan melalui pintu tersebut dengan aman dan terlindungi. Negara-negara maju telah membuktikan bahwa memberikan dukungan penuh kepada perempuan di tempat kerja tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Sering kali, perempuan di dunia kerja, terutama di sektor informal, dihadapkan pada risiko tinggi tanpa perlindungan sosial. Mereka bekerja tanpa jaminan kesehatan, tanpa akses ke cuti melahirkan yang layak, dan tanpa perlindungan dari eksploitasi. Inilah kenyataan pahit yang harus segera diubah.
Langkah Nyata: Perluasan Skema Jaminan Sosial
Langkah pertama yang harus diambil oleh negara adalah memperluas skema jaminan sosial yang mencakup perempuan di sektor informal. Saat ini, banyak perempuan di Indonesia bekerja tanpa akses ke jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan atau BPJS Kesehatan. Mereka bekerja di pasar, sebagai buruh tani, atau sebagai pekerja rumah tangga, tetapi tidak mendapatkan perlindungan dasar seperti hak atas cuti sakit, kecelakaan kerja, atau cuti melahirkan.
Negara harus segera meluncurkan skema jaminan sosial yang inklusif, yang dapat diakses oleh semua perempuan, terlepas dari sektor pekerjaan mereka. Ini bukan hanya tentang memberikan jaminan finansial, tetapi juga memberikan rasa aman bagi perempuan untuk bekerja tanpa takut kehilangan penghasilan mereka ketika mereka membutuhkan perawatan medis atau cuti melahirkan.
Regulasi yang Kuat: Melindungi Hak-Hak Perempuan di Tempat Kerja
Tidak cukup hanya dengan memberikan akses ke jaminan sosial. Regulasi yang melindungi hak-hak perempuan di tempat kerja harus diperkuat. Di Indonesia, meskipun ada undang-undang yang melindungi hak-hak pekerja, masih banyak perusahaan yang tidak memberikan hak cuti melahirkan atau perlindungan terhadap pelecehan seksual di tempat kerja.
Negara harus memperketat pengawasan terhadap perusahaan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi aturan-aturan ini. Selain itu, negara juga harus memperkenalkan kebijakan baru yang mendukung keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga, seperti jam kerja fleksibel dan ruang laktasi di tempat kerja. Ruang laktasi bukanlah kemewahan, tetapi hak dasar bagi perempuan pekerja yang harus diberikan di setiap tempat kerja.
Pendidikan Non-Formal: Kunci Pemberdayaan Perempuan
Selain perlindungan hukum dan jaminan sosial, pendidikan non-formal adalah kunci untuk memberdayakan perempuan agar mereka bisa bersaing di pasar kerja. Banyak perempuan di Indonesia yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal, terutama di daerah-daerah terpencil. Tanpa pendidikan, mereka terjebak dalam pekerjaan-pekerjaan berupah rendah yang tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.
Pemerintah harus memperluas akses ke pendidikan non-formal, seperti pelatihan keterampilan dan kursus-kursus yang relevan dengan pasar kerja modern. Dengan memberikan perempuan keterampilan yang mereka butuhkan, kita tidak hanya meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, tetapi juga menciptakan tenaga kerja yang lebih kompeten dan produktif.
Care Economy: Sektor Ekonomi Masa Depan
Salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk memberdayakan perempuan adalah care economy—sektor yang berfokus pada layanan perawatan, seperti pengasuhan anak, perawatan lansia, dan layanan kesehatan rumah tangga. Dengan meningkatnya populasi lansia di Indonesia, serta semakin banyaknya perempuan yang memasuki dunia kerja formal, care economy menjadi semakin penting.
Negara harus mendukung pertumbuhan sektor care economy dengan menciptakan regulasi dan insentif yang mendorong pembukaan lebih banyak pusat perawatan dan fasilitas daycare. Selain itu, negara juga harus memastikan bahwa pekerja di sektor ini mendapatkan gaji yang layak dan jaminan sosial yang memadai, mengingat sektor ini sering kali didominasi oleh perempuan.
Di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, care economy telah menjadi sektor penting yang memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi perempuan, sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Indonesia harus belajar dari negara-negara ini dan mengambil langkah untuk mengembangkan ekonomi perawatan sebagai solusi jangka panjang.
Negara sebagai Penjaga Masa Depan Perempuan
Peran negara dalam menciptakan ekonomi yang pro-perempuan tidak boleh dianggap remeh. Negara memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya memiliki akses ke pekerjaan, tetapi juga dilindungi dan didukung di setiap tahap karier mereka. Dukungan ini harus datang dalam bentuk perlindungan sosial, regulasi yang kuat, pendidikan non-formal, dan pengembangan sektor-sektor ekonomi yang ramah perempuan.
Jika negara gagal mengambil langkah-langkah ini, maka kita akan kehilangan potensi besar yang dimiliki perempuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, dengan menciptakan ekosistem kerja yang ramah perempuan, Indonesia akan berada di garis depan dalam menciptakan ekonomi inklusif yang kuat dan berkelanjutan.

Perempuan Adalah Masa Depan Ekonomi Indonesia
Ekonomi yang pro-perempuan bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang efisiensi ekonomi. Ketika perempuan diberdayakan melalui kebijakan negara yang mendukung, seluruh ekonomi akan mendapatkan manfaatnya. Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin di Asia dalam hal menciptakan ekonomi yang inklusif dan ramah perempuan, tetapi ini hanya bisa terjadi jika negara berkomitmen penuh untuk memberikan perlindungan, pendidikan, dan kesempatan yang setara bagi semua perempuan.
Saatnya bagi Indonesia untuk menyadari potensi besar perempuan dalam membangun ekonomi yang lebih baik. Dengan langkah-langkah yang tepat, perempuan Indonesia tidak hanya akan berperan sebagai pekerja, tetapi juga sebagai pemimpin dan penggerak utama ekonomi masa depan.