
Jakarta, 13 Juli 2024 – Upaya Kremlin untuk mengendalikan sejarah kini semakin nyata dengan diluncurkannya RuWiki, versi baru Wikipedia yang disensor dan direkayasa untuk kepentingan politik Rusia. Langkah ini tidak hanya mengguncang dunia informasi global, tetapi juga menjadi peringatan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, tentang pentingnya menjaga independensi informasi.
Pada akhir tahun 2023, iklan-iklan mewah muncul di seluruh Moskow, menandakan awal dari proyek ambisius ini. RuWiki, yang dikembangkan oleh para sensor Kremlin, sebagian besar merupakan salinan langsung dari Wikipedia. Namun, perbedaan mencolok terlihat pada penulisan ulang atau penghilangan momen-momen sejarah yang paling sensitif. Kremlin berharap bahwa jutaan warga Rusia akan menerima versi baru ini sebagai kebenaran.
Situasi ini mengingatkan kita pada pentingnya kebebasan informasi dan independensi media di Indonesia. Sebagai negara demokratis, Indonesia harus waspada terhadap segala bentuk intervensi yang dapat merusak integritas informasi publik. RuWiki menjadi contoh bagaimana penguasa otoriter dapat memanipulasi informasi untuk kepentingan politik mereka.
Para pengamat di Indonesia menyarankan agar masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi dari sumber-sumber yang terkontaminasi kepentingan politik. “Kita harus belajar dari kasus RuWiki di Rusia. Informasi yang tidak bebas dan independen dapat merusak tatanan demokrasi,” ujar Dr. Nisa Andriani, pakar media dari Universitas Indonesia.
Langkah Kremlin ini juga memberikan pelajaran penting bagi pemerintah dan penyedia layanan internet di Indonesia. Mereka harus memastikan bahwa informasi yang tersedia untuk publik tetap transparan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik tertentu. “Pemerintah harus memperkuat regulasi yang melindungi kebebasan informasi dan mencegah manipulasi seperti yang dilakukan oleh RuWiki,” tambah Dr. Nisa.
Selain itu, masyarakat Indonesia diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dan obyektif. Dalam era digital ini, literasi media menjadi kunci untuk menangkal propaganda dan informasi yang salah.
Dengan melihat kasus RuWiki, Indonesia dapat memperkuat komitmennya terhadap kebebasan informasi dan demokrasi. Sejarah harus tetap menjadi milik semua orang, bukan alat bagi segelintir orang untuk mempertahankan kekuasaan.
Informasi selengkapnya ada di : https://www.economist.com/europe/2024/07/09/the-kremlin-is-rewriting-wikipedia