A diagram illustrating the organizational structure involving TikTok Global, Tokopedia, and regulatory bodies in the integration of TikTok Shop with Tokopedia.

Dalam era digital yang ditandai oleh disrupsi teknologi dan globalisasi pasar, organisasi bisnis dihadapkan pada tantangan untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Salah satu kasus aktual yang menarik untuk dikaji adalah integrasi TikTok Shop dengan Tokopedia di Indonesia pada tahun 2025. Kasus ini bukan sekadar transaksi bisnis, melainkan mencerminkan dinamika organisasi, manajemen, regulasi, serta strategi adaptif dalam menghadapi tekanan persaingan dan perubahan perilaku konsumen. Dengan latar ini, integrasi TikTok–Tokopedia dapat dianalisis menggunakan konsep dasar organisasi, manajemen sebagai ilmu dan seni, efisiensi–efektivitas, serta fungsi P-O-L-C (Planning, Organizing, Leading, Controlling).

1. Ciri Organisasi dalam Integrasi TikTok–Tokopedia

Menurut kajian dasar, organisasi memiliki empat ciri utama: tujuan, kumpulan orang, struktur, dan sistem/prosedur. Keempat ciri ini dapat ditelusuri dalam konteks integrasi TikTok–Tokopedia.

  1. Tujuan.
    Tujuan utama integrasi ini adalah menghidupkan kembali model social commerce di Indonesia setelah sebelumnya TikTok Shop sempat dihentikan sementara karena regulasi pemerintah pada 2023. TikTok ingin memanfaatkan basis pengguna besar (lebih dari 125 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia) untuk mendorong transaksi e-commerce, sedangkan Tokopedia ingin memperkuat daya saingnya di pasar e-commerce nasional. Tujuan bersama ini jelas: meningkatkan pangsa pasar, mempercepat pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV), dan memperluas ekosistem UMKM digital.
  2. Kumpulan Orang.
    Organisasi gabungan ini melibatkan ribuan karyawan dari ByteDance (pemilik TikTok), Tokopedia, GoTo Group, hingga regulator KPPU. Selain itu, jutaan UMKM di Indonesia menjadi bagian penting dari ekosistem sebagai merchant. Dengan kata lain, organisasi ini bukan sekadar perusahaan, tetapi ekosistem multi-aktor yang saling terhubung.
  3. Struktur.
    Setelah akuisisi, struktur organisasi berubah signifikan. TikTok mengambil alih 75,01% saham Tokopedia, sehingga kendali strategis berada pada entitas baru ini. Namun, untuk menjaga kepercayaan pasar dan mematuhi regulasi, Tokopedia tetap menjadi entitas legal Indonesia dengan GoTo sebagai pemegang saham minoritas. Struktur organisasi ini merefleksikan integrasi multinasional–lokal, yang harus menyeimbangkan kepentingan global dan nasional.
  4. Sistem dan Prosedur.
    KPPU menetapkan syarat khusus agar integrasi ini tidak mencederai persaingan. Salah satunya adalah sistem pembayaran dan logistik harus tetap terbuka bagi pemain lain, serta dilarang melakukan praktik predatory pricing. Dengan demikian, SOP operasional TikTok–Tokopedia kini harus berlandaskan kepatuhan regulasi, bukan sekadar efisiensi internal.

2. Efisiensi dan Efektivitas dalam Operasi Pasca-Integrasi

Efisiensi diartikan sebagai kemampuan organisasi menggunakan sumber daya dengan optimal dan minim pemborosan, sedangkan efektivitas menekankan ketercapaian tujuan.

  • Efisiensi.
    Integrasi memungkinkan efisiensi biaya melalui sinergi logistik, penggabungan sistem pembayaran, dan optimalisasi promosi lintas platform. TikTok dapat mengurangi biaya akuisisi pengguna karena pengguna TikTok langsung diarahkan ke Tokopedia. Di sisi merchant, biaya pemasaran bisa ditekan karena konten video juga berfungsi sebagai sarana promosi produk.
  • Efektivitas.
    Tujuan strategis adalah memastikan partisipasi UMKM meningkat serta konsumen kembali percaya pada social commerce. Efektivitas dapat dilihat dari peningkatan GMV, jumlah UMKM yang onboard, dan kepatuhan terhadap regulasi KPPU. Jika integrasi ini mampu memperkuat daya saing nasional dan melindungi UMKM dari praktik predatory pricing, maka integrasi ini dapat dikatakan efektif.

Kasus GoTo yang baru saja mencapai profitabilitas tahunan pertama di 2024 memberikan pembelajaran penting: efisiensi (pengendalian biaya) dan efektivitas (pertumbuhan ekosistem pengguna) harus berjalan beriringan. TikTok–Tokopedia juga dihadapkan pada dilema yang sama.

3. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni

Materi kuliah menegaskan bahwa manajemen adalah ilmu sekaligus seni.

  • Sebagai Ilmu.
    TikTok–Tokopedia mengandalkan data besar (big data analytics) untuk memahami perilaku konsumen, menentukan strategi harga, dan mengoptimalkan algoritma rekomendasi. Keputusan berbasis data ini mencerminkan manajemen sebagai ilmu, karena mengikuti kaidah analisis ilmiah.
  • Sebagai Seni.
    Namun, keberhasilan integrasi tidak hanya soal data. Diperlukan kemampuan judgement, diplomasi, dan kepemimpinan manajer dalam merespons sentimen publik, menjaga hubungan dengan regulator, dan memotivasi merchant agar tetap loyal. Seni dalam manajemen terlihat saat manajer harus memilih strategi komunikasi yang tepat untuk meredam kritik publik terkait dugaan monopoli.

Dengan kata lain, integrasi ini menjadi contoh nyata bahwa manajemen yang sukses membutuhkan kombinasi ilmu (analisis kuantitatif, model bisnis, regulasi) dan seni (kepemimpinan, intuisi, komunikasi).


4. Penerapan Fungsi Manajemen (P-O-L-C)

Dalam perspektif George Terry, manajemen mencakup empat fungsi utama: Planning, Organizing, Leading, dan Controlling. Pada kasus TikTok–Tokopedia, keempat fungsi ini sangat jelas terlihat:

  1. Planning (Perencanaan).
    • Menetapkan target GMV pasca integrasi.
    • Menyusun rencana kepatuhan regulasi agar tidak melanggar syarat KPPU.
    • Membuat strategi promosi yang ramah UMKM, bukan hanya brand besar.
  2. Organizing (Pengorganisasian).
    • Menyusun ulang struktur organisasi gabungan TikTok–Tokopedia.
    • Membentuk tim khusus untuk integrasi sistem pembayaran dan logistik.
    • Mengalokasikan tanggung jawab ke tim regulasi, komunikasi, dan teknologi.
  3. Leading (Kepemimpinan).
    • Mendorong semangat kolaborasi lintas budaya antara tim ByteDance (China), Tokopedia (Indonesia), dan GoTo.
    • Memberi motivasi kepada merchant UMKM untuk tetap berjualan di platform meskipun ada perubahan sistem.
    • Menjadi role model dalam kepatuhan hukum dan etika bisnis.
  4. Controlling (Pengendalian).
    • Mengukur kepatuhan pada syarat KPPU (misalnya audit harga dan sistem distribusi).
    • Mengevaluasi hasil promosi apakah benar meningkatkan partisipasi UMKM.
    • Menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk memantau GMV, biaya logistik, dan tingkat kepuasan merchant.

5. Tantangan Lingkungan dan Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi dalam manajemen menyatakan bahwa tidak ada satu resep yang berlaku universal. TikTok–Tokopedia harus menyesuaikan strategi dengan situasi spesifik, seperti:

  • Regulasi. KPPU membatasi ruang gerak mereka agar tidak merugikan pesaing dan konsumen.
  • Persaingan. Shopee dan Lazada tetap menjadi pemain besar yang agresif dalam promosi.
  • Sosial-ekonomi. UMKM menjadi tulang punggung ekonomi digital, sehingga strategi harus berpihak pada mereka.

Implikasi untuk Mahasiswa (Project Based Learning)

Dari studi kasus ini, diharapkan :

  1. Mengidentifikasi ciri organisasi (tujuan, struktur, sistem) dalam konteks nyata.
  2. Membedakan efisiensi vs efektivitas dalam strategi integrasi bisnis.
  3. Menyeimbangkan ilmu dan seni manajemen dalam pengambilan keputusan.
  4. Menerapkan P-O-L-C pada kasus nyata integrasi bisnis global-lokal.

Matriks Penilaian PBL – Studi Kasus Integrasi TikTok–Tokopedia

POIN PENILAIANAktivitas Mahasiswa (PBL)Bentuk PenilaianInstrumen PenilaianBobot (%)
1
Menjelaskan pengertian organisasi dan ciri-cirinya (tujuan, orang, struktur, SOP)
Menganalisis ciri organisasi dalam integrasi TikTok–Tokopedia (tujuan bisnis, struktur kepemilikan, sistem regulasi).Rubrik analisis ciri organisasi (kelengkapan, ketepatan, argumentasi)20
2
Membedakan efisiensi vs efektivitas dalam manajemen
Menyusun perbandingan efisiensi (biaya/logistik) dan efektivitas (partisipasi UMKM, pertumbuhan GMV).Rubrik diskusi (ketajaman argumen, contoh nyata) & rubrik laporan (KPI efisiensi–efektivitas jelas)20

3
Menjelaskan manajemen sebagai ilmu (data, kaidah ilmiah) dan seni (kepemimpinan, judgement)
Menunjukkan bagaimana integrasi berbasis big data (ilmu) dan kepemimpinan/diplomasi (seni).Rubrik presentasi (koherensi, gaya penyampaian, argumentasi berbasis teori & contoh nyata)20
4
Menerapkan fungsi P-O-L-C dalam organisasi
Membuat pemetaan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan kontrol pasca integrasi TikTok–Tokopedia.Rubrik laporan (kelengkapan P-O-L-C), rubrik visualisasi (alur logis & komunikatif)25
5
Soft Skills (OBE Generic Learning Outcomes)
Kolaborasi tim, ketepatan waktu pengumpulan, partisipasi aktif diskusi.Rubrik partisipasi (kontribusi, komunikasi, kepemimpinan), checklist kehadiran & keterlibatan15

Instruksi Pengisian (Kolom Komentar Website)

  1. Tulis nama depan saja.
  2. Jawaban singkat (1–2 kalimat) untuk tiap poin:
    • 1: 1 ciri organisasi + contoh kasus.
    • 2: 1 indikator efisiensi/efektivitas.
    • 3: Ilmu + seni dalam kasus.
    • 4: 1 fungsi P-O-L-C + contoh.
    • 5 Soft Skills: 1 kontribusi pribadi.
  3. Jawaban sama persis = nilai 0.

Contoh Jawaban

Nama: Anwar

  • Poin 1: Struktur berubah, TikTok pegang 75% Tokopedia.
  • Poin 2: Efisiensi: promosi lebih murah via video.
  • Poin 3: Data analisis (ilmu), diplomasi regulator (seni).
  • Poin 4: Controlling: audit harga sesuai KPPU.
  • Poin 5 Soft Skills: Aktif dan tepat waktu di tim.

Tabel Nilai  & Komentar
NoNama MahasiswaNilaiKomentar
1Ilma Fatimah84Organisasi & strategi harga baik, efisiensi logistik & P-O-L-C belum lengkap.
2Zevania Chris Allant Saragih50Umum, tidak menyinggung CPMK & studi kasus.
3Firza82Daya saing & GMV disebut, logistik & P-O-L-C belum lengkap.
4Javani88Komprehensif (UMKM, Live, KPPU), tapi planning & leading P-O-L-C minim.
5Monica92Komprehensif, P-O-L-C hampir lengkap; leadership bisa diperdalam.
6Denayla Farenisa95Hampir sempurna; semua indikator terpenuhi, butuh contoh konkret UMKM.
7Chynthia80Ada organisasi & kepemimpinan, tapi tujuan integrasi & logistik kurang.
8Chelsy82Tujuan & pemasaran ada, tapi logistik & P-O-L-C tidak lengkap.
9Denayla Farenisa (duplikat)0Duplikat jawaban.
10Nur Syifa Rahmadona80Efektivitas & tanggung jawab ada, integrasi & logistik kurang, P-O-L-C minim.
11Juwita83Regulasi & GMV ada, logistik absen, P-O-L-C hanya planning.
12Alya90Relevan, lengkap (tujuan, efisiensi, ilmu–seni, P-O-L-C, soft skill sederhana).
13Irma81Ekosistem & promosi ada, integrasi kurang tegas, organizing/controlling minim.
14Salwa Amalinda83Daya saing & ilmu–seni jelas, logistik/pembayaran lemah, P-O-L-C hanya leading.
15Revalia Assan79Generik, tanpa contoh konkret, analisis dangkal, P-O-L-C kurang jelas.
16Ghina86Struktur organisasi & efisiensi kuat, strategi ilmu–seni & planning/leading kurang.
17Marcella83Ekosistem & ilmu–seni ada, logistik/pembayaran & P-O-L-C kurang detail.
18Firiyal Azkia74Umum, deskriptif, kurang konkret, P-O-L-C tidak diuraikan.
19Sheira Maulida Putri85Fokus UMKM & data, logistik & organizing/controlling lemah.
20Lina Aulia94Sangat lengkap, tujuan integrasi, efisiensi logistik, ilmu–seni, P-O-L-C detail.
21Rachelia Febiyanti82Sistem & efektivitas ada, logistik absen, P-O-L-C parsial.
22Novitriyani Dira Supriatna88Multi-aktor, GMV, ilmu–seni ada, detail logistik minim.
23Dhea Chaerina Zulyanti84Social commerce & big data ada, logistik & P-O-L-C belum lengkap.
24Adinda Salwa80UMKM & GMV disebut, umum, P-O-L-C hanya leading, integrasi kurang kuat.
25Fransiskus Simanulang90Komprehensif, logistik/pembayaran jelas, ilmu–seni, KPI, soft skill kreatif.
26Rismia Aldelia Pane83Tujuan UMKM & strategi ada, efisiensi & P-O-L-C belum lengkap.
27Zoya Nashifa S91Struktur organisasi, efisiensi server, ilmu–seni, P-O-L-C jelas.
28Vallin Al Zahara87Tujuan pangsa pasar jelas, P-O-L-C parsial, logistik kurang.
29AS Syaukan Sri Dano Imron0Jawaban kosong (link).
30Fita65Tidak relevan (bahas Gojek–GoTo).
31AS Syaukan Sri Dano Imron (2)80Tujuan & kampanye jelas, ilmu–seni & soft skill kreatif ada.
32Ayu Safitri89Kepemilikan 75%, promosi UMKM kuat, ilmu–seni jelas, P-O-L-C ada.
33Nur Fani89Komprehensif (social commerce, data, publik), P-O-L-C parsial.
34Mutia Dwi Sabrina82UMKM & budaya kolaborasi ada, logistik/pembayaran kurang, P-O-L-C parsial.
35Rasya Putra Rizkyanto85Efisiensi pembayaran jelas, ilmu–seni cukup, P-O-L-C minim.
36Kinanti Putri Rahmania80Prosedur & ilmu–seni ada, P-O-L-C parsial, logistik kurang.
37Diva Putri Aurelia Triyanto90Social commerce, UMKM, big data, P-O-L-C ada, organizing/controlling bisa ditambah.
38Sintya Suryani Dewi83Social commerce & algoritma ada, logistik absen, P-O-L-C parsial.
39Nadya Khairani72Umum, efisiensi & P-O-L-C tidak rinci, soft skill kurang.
40Laura Syahnanda Zulfia92Komprehensif; tujuan, efisiensi, ilmu–seni, P-O-L-C lengkap.
41Reza Adi Putra88Naratif kuat, organisasi jelas, logistik bisa ditambah.
42Deva84Struktur jelas, logistik ada, P-O-L-C belum utuh.
43Nasywa Tajali Al’Ain82Regulasi KPPU & GMV disebut, P-O-L-C parsial, logistik absen.
44Meysia81Multi-aktor & ilmu–seni ada, umum, logistik/pengendalian kurang.
45Chintya Aprilia93Integrasi algoritma–transaksi, efisiensi, P-O-L-C lengkap.
47Syafiq Naufal Afandi91Ringkas tapi padat, semua indikator tercakup baik.
48Popy Agis92Komprehensif, strategi & audit harga, P-O-L-C jelas.
49Zahra Salsabila84Rebranding & promosi jelas, P-O-L-C parsial, logistik minim.
50Maesyila Azhara78Fokus regulasi jelas, efisiensi terbatas, soft skill umum.
51Syifaa Annisa Zalfaa90Lengkap (predatory pricing, P-O-L-C, ilmu–seni).
52Raihan86Runtut, tujuan & efektivitas ada, regulasi bisa diperdalam.
53Sabriana80Ringkas & relevan, P-O-L-C parsial.
54Adinda Maysa87UMKM, logistik, big data, diplomasi, P-O-L-C ada.
55Marcella (entri lain)82Pangsa pasar & efisiensi ada, controlling kurang detail.
56Salwa Fitriyah76Regulasi & judgment ada, efisiensi & P-O-L-C kurang lengkap.
57Dilla Arliana89Regulasi, GMV, predatory pricing, P-O-L-C runtut.
58Nabila Septi Romadhoni84UMKM & promosi jelas, regulasi tipis.
59Dwi Prasetyo88GMV, UMKM, big data, leadership, P-O-L-C ringkas.
60Safira Novelia92Analisis solid, semua indikator terpenuhi.
61Dinar Keizia Nurazizah85Pangsa pasar & GMV ada, organizing disebut, logistik minim.
62Indira Naresa Putri40Tidak relevan (teknis tugas kuliah).
63Rhamadan Inda Robbi82Tujuan & leadership ada, controlling minim.
64N Zhahwa Khoirunnissa80Multi-aktor & algoritma disebut, P-O-L-C umum.
65Dinda Olivia30Tidak relevan (bahas RTM).
66Natasya Aryanty86Lengkap; tujuan, UMKM, ilmu–seni, organizing, regulasi perlu eksplisit.
67Senia Dewi Pamela78Efisiensi & ilmu–seni ada, penulisan kurang rapi, P-O-L-C parsial.
68Shabila Musyaqinah83UMKM, GMV, big data jelas, regulasi tipis.
69Muhammad Faidhlul Ma’arif84KPPU & promosi efektif, P-O-L-C ringkas.
70Andra Yani80Persaingan & leadership disebut, controlling minim.
71Rizqika Putri Hudani85Tujuan & regulasi ada, teamwork jelas.
72Muhamad Dhimas Ramadhanni83Regulasi & controlling ada, cukup baik.
73Ibnu Restu Santoso82Struktur & planning jelas, adaptabilitas ada.
74Alpi80Tujuan & efektivitas ada, soft skill komunikasi baik, ringkas.
75Dinda Olivia (RTM)30Tidak relevan (RTM, bukan kasus TikTok–Tokopedia).
76Muhammad Reza Ramadhan83UMKM & promosi jelas, soft skill adaptasi ada.
77Nadira Rahmadani82Struktur & big data ada, ringkas.
78Zulayka Latifa Zihan84Investasi & promosi Live jelas, organizing ada.
79Irene81Struktur & kontribusi disebut, singkat.
80Syaqira Herrel83Tujuan & leading ada, singkat tapi relevan.
81Camila Kanza Thetta Rahimah84Tujuan, efisiensi, ilmu–seni, planning, kontribusi ada.
82Renaldi Pati Nggumbe82Data analitik & konten kreatif jelas.
83Muhammad Ivan Zein83Tujuan, efektivitas, soft skill jelas, ringkas.
84Amandha Annas Natasya90Detail saham, efisiensi, P-O-L-C lengkap, soft skill kolaborasi baik.
85Danar82Tujuan, big data, komunikasi disebut, ringkas.
86Nova Maria Ulfa91Komprehensif, semua indikator lengkap.
87Irma (entri kedua)88Regulasi, efisiensi, planning, soft skill manajemen waktu ada.
88Syellen Beauty Listianisa80Tujuan, organizing & soft skill ada, ringkas.
89Siti Alfarisy0Jawaban mirip materi sumber, kurang pemahaman pribadi.
90Rei Rahman Faudzi85Relevan, ada data efisiensi iklan 35%, contoh regulasi kurang.
91Arini (duplikat)0Duplikat jawaban, tanpa tambahan ide.
92Ninda Ulya80Relevan & dengan bahasa sendiri, tapi umum.
93Erick70Ada UMKM, tapi singkat, tidak lengkap.
94Shelvy85Ringkas & relevan, P-O-L-C ada, perlu contoh nyata.
95Rahmania75Definisi umum, kurang spesifik ke TikTok–Tokopedia.
96Dinda Intan Nuraini0Tidak menjawab, hanya instruksi OBE.
97Alya Salma Kamila85Ringkas, sesuai instruksi, regulasi bisa ditambah.
98Athallah Rehando Eka Radityo0Tidak relevan (bahas Instagram/Meta).
99Suci Ramadhani0Tidak relevan (ASN & budaya kerja).
100Cindy Ramadhani Riefwanti80Relevan, tapi umum, P-O-L-C parsial.
101Suci Ramadhani (entri lain)88Analitis, efisiensi & regulasi jelas, tambah KPI lebih kuat.
102Talitha Syifa84Regulasi & leading ada, P-O-L-C parsial.
103Chairunisa Ramadhani86Struktur & organizing jelas, kontrol minim.
104Ilona Asvika72Relevan tapi umum, perlu contoh operasional.
105Al Vicky85Konteks kuat, indikator lengkap bila ringkas.
106Muhammad Rafid Rabbani40Minim, indikator tidak lengkap.
107Nayla Putri Rahma Novianti0Tidak relevan (Starlink).
108Zahra Humaira (entri lain)70Relevan tapi umum, P-O-L-C kurang.
109Ilona Asvika (entri kedua)74Agile menarik, logistik & regulasi kurang.
110Winansyah84Ringkas, tepat, P-O-L-C parsial.
111Ashilah Fathiyya Nabilah0Tidak relevan (RTM umum).
112Dinda Intan Nuraini (kasus)86Spesifik (merchant aktif, SOP KPPU), kontrol biaya/logistik perlu.
113Nazwa Putri Nabila65Sangat singkat, indikator belum lengkap.
114Lanya70Relevan tapi generik, P-O-L-C parsial.
115Raya Achmadiyoso78Tujuan & UMKM ada, logistik & controlling minim.
116Ashilah Fathiyya Nabilah (2)55Umum, indikator belum lengkap.
117Melani82Terstruktur, relevan, tapi P-O-L-C baru planning.